BPBD Kabupaten Klaten Bersama Kasek Dan Guru di Daerah Rawan Erupsi Gunung Merapi Adakan Rakor Susun SOP Evakuasi Dan Komunikasi

Nur Cahyo (tengah) Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Klaten dalam Rakor pembuatan SOP evakuasi dan komunikasi bencana Erupsi Gunung Merapi bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Klaten, beritaglobal.net – Fase erupsi Gunung Merapi panjang dan tidak pasti membuat Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, mengumpulkan guru dan kepala sekolah (kasek) yang berada di daerah rawan bencana erupsi Gunung Merapi.

Rapat koordinasi (rakor) penyusunan SOP sekolah terdampak erupsi Gunung Merapi ini diselenggarakan di gedung Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Rabu (06/06/2018) pagi.

Para guru dan kepala sekolah di daerah rawan bencana erupsi Gunung Merapi, sebagai peserta rakor penyusunan SOP evakuasi dan komunikasi 
Baca Juga:  Kapolres Banjarnegara Serahkan Motor Dan Beri Reward Kepada Bhabinkamtibmas

Salah satu hal yang menjadi pembahasan dalam rakor kali ini adalah bagaimana sikap saat terjadi erupsi freatik atau hembusan gas. Tata cara evakuasi yang harus dilakukan oleh orang tua masing masing siswa dan langkah guru pengajar dalam menangkan siswa saat terjadinya erupsi. Rakor ini diselenggarakan untuk menyamakan persepsi agar tidak terjadi kebingungan diantara pihak sekolah, orang tua, aparatur desa dan relawan.

Hasil dari rakor akan diteruskan kepada orang tua siswa, serta kepada para kepala desa setempat. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Klaten, Nur Cahyo, menyampaikan kepada beritaglobal.net, bahwa SOP ini untuk memudahkan BPBD dalam proses evakuasi tatkala Gunung Merapi erupsi. Sehingga tidak ada kebingunan dan kekacauan siapa pihak penanggung jawab pada proses evakuasi siswa apakah pihak sekolah, orang tua atau relawan.

Baca Juga:  Agen Perubahan: Santri Warnai Perguruan Tinggi, Pergeseran Pesantren Tradisional Menuju Pesantren Modern

“SOP ini nantinya dapat memberikan kejelasan tentang siapa pihak yang bertanggung jawab melakukan evakuasi kepada seluruh siswa, manakala Gunung Merapi erupsi. Sehingga nantinya tidak lagi ada kebingungan dalam proses evakuasi, apakah itu dilakukan oleh sekolah, orang tua siswa ataupun para relawan,” tutur Nur Cahyo.

Selain persoalan proses evakuasi, dalam rakor juga membahas mengenai sistem komunikasi, karena banyak sekolah yang tidak mempunyai alat komunikasi memadai.

“Selain Proses evakuasi, rakor pagi tadi juga membahas tentang sistem komunikasi, hal ini karena banyak sekolah yang belum memliki alat komunikasi yang memadahi,” tandas Nur Cahyo.

Baca Juga:  Mega Parade di KPU Simalungun: Radiapoh-Azi Pratama Daftarkan Diri dengan 5000 Simpatisan

Setelah acara rakor selesai Nur Cahyo tidak lupa memberikan himbauan kepada seluruh peserta rakor dapat menyampaikan pesan kepada masyarakat bila terjadi erupsi Gunung Merapi agar masyarakat diminta untuk tidak panik dan tetap tenang, selalu waspada dalam beraktivitas, gunakan masker dan kaca mata untuk antisipasi jika beraktivitas diluar ruangan jika terjadi letusan Gunung Merapi, tetap pantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi melalui berita dan sumber informasi terpercaya (BPPTKG, BMKG, BNPB, BPBD), untuk para pendaki Gunung Merapi berdasarkan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) untuk sementara dilarang naik. (Fera)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!