Akses Jalan Lintas Kabupaten Buru-Buru Selatan terputus, BBM di Kota Namrole Langka dan Harga Meroket Tajam
Laporan: Fajrin SN Salasiwa
NAMROLE |SUARAGLOBAL.COM – Kota Namrole mengalami Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) sejak 5 Juli lalu, sehingga menimbulkan antrian yang memanjang di salah satu pom bensin yang berada di kota tersebut.
Hal ini disebabkan terputusnya akses darat yang menghubungkan Kabupaten Buru dan Bursel sehingga berdampak pula pada aktifitas pendistribusian BBM dari Buru ke Buru Selatan sejak 5 Juli 2024 lalu.
Diketahui akses jalan tersebut terputus akibat curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Pulau Buru beberapa waktu lalu.
Hingga saat ini, jalan status nasional yang hubungkan dua kabupaten di Pulau Buru itu masih belum bisa diperbaiki, karena dampak kerusakannya cukup parah.
Selain amblas setelah diguyur hujan berhari-hari, ada beberapa titik badan jalan tertutupi oleh longsoran tanah.
Menurut informasi yang diterima awak media saat ini alat berat jenis eksavator telah diturunkan oleh Balai Pelaksanaan Jalan (BPJN) guna pembersihan longsoran di jalan lintas kabupaten tersebut.
Dengan kondisi demikian BBM di Bursel sudah tentu menjadi barang langka, ada ratusan bahkan ribuan kendaraan yang rela mengantri berjam-jam di salah satu Agen Premium & Minyak Solar (APMS) di Kota Namrole.
Hal itu dibenarkan salah satu warga di Namrole, Kabupaten Buru, Abdul Gani (31) saat dikonfirmasi awak media, Kamis siang.
“Saat ini BBM langka di Namrole, akibat jalan putus dari Namlea menuju Namrole,kalau minyak tanah banyak, namun diduga ada penimbunan oleh pengecer, baru dijual dengan harga mahal, yang tadinya satu gen Rp 30 ribu saat ini dijual dengan harga Rp 60-75 ribu,” kata Gani.
Ia mewakili masyarakat Namrole berharap, semoga kerusakan jalan tersebut secepatnya bisa diperbaiki, sehingga aktivitas warga bisa kembali normal.
“Kita berharap jalan ini secepatnya diperbaiki oleh pihak Balai Jalan, karena selain kelangkaan BBM, tentu saja perputaran ekonomi juga terputus,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, jalur tersebut marupakan satu-satunya akses darat yang dilalui oleh masyarakat.
“Jalur darat ini merupakan satu-satunya akses kita, baik mau ke Namlea atau sebaliknya,” pungkasnya. (*)
Tinggalkan Balasan