BPBD Jatim Gencarkan SPAB 2025, Cetak Sekolah Tangguh Bencana di 10 Daerah
Laporan: Iswahyudi Artya
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur terus memperkuat edukasi mitigasi bencana melalui program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang kembali digelar pada tahun 2025. Program ini menargetkan 10 daerah di Jatim, dengan tujuan meningkatkan kesiapsiagaan dan pemahaman warga sekolah dalam menghadapi potensi bencana yang kerap terjadi di wilayah ini.
SPAB: Membangun Kesadaran dan Kesiapsiagaan Sejak Dini
Kegiatan SPAB 2025 resmi dimulai di SMKN 1 Pungging, Kabupaten Mojokerto, yang dihadiri langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Gatot Soebroto, serta anggota Komisi E DPRD Jatim, Suwandi Firdaus, dan sejumlah pihak terkait. Dalam sambutannya, Gatot menegaskan pentingnya program ini mengingat Jawa Timur memiliki 14 jenis potensi bencana, seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, hingga erupsi gunung berapi.
“Melalui SPAB, warga sekolah diharapkan mampu mengenali ancaman, menyiapkan strategi mitigasi, mengurangi risiko, serta memastikan keselamatan diri dan lingkungan,” ujar Gatot.
BPBD Jatim juga menekankan bahwa pendidikan kebencanaan harus menjadi bagian dari kurikulum sekolah agar kesadaran terhadap risiko bencana dapat ditanamkan sejak dini.
Apresiasi dari DPRD Jatim: SPAB Harus Berlanjut
Anggota Komisi E DPRD Jatim, Suwandi Firdaus, mengapresiasi upaya BPBD dalam menyelenggarakan SPAB secara konsisten. Menurutnya, edukasi kebencanaan di sekolah sangat penting, mengingat banyaknya kasus bencana yang melibatkan siswa dan tenaga pendidik.
“Kegiatan ini harus terus berlanjut setiap tahun agar siswa semakin paham bagaimana cara menghadapi bencana dengan tepat dan tidak panik,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara BPBD, sekolah, dan masyarakat dalam membangun budaya sadar bencana, terutama di daerah rawan.
SPAB 2025 Sasar 10 Daerah Prioritas
Pada tahun ini, program SPAB dilaksanakan di 10 daerah, yaitu Jember, Malang, Blitar, Ponorogo, Trenggalek, serta beberapa wilayah lain yang memiliki potensi bencana tinggi.
Setiap sesi pelatihan berlangsung selama dua hari, dengan metode kombinasi antara pemberian materi di kelas dan simulasi lapangan. Peserta mendapatkan pelatihan tentang:
Jenis-jenis bencana dan cara mitigasinya
Simulasi evakuasi gempa bumi
Pelatihan pemadaman api
Penggunaan jalur evakuasi yang aman
BPBD juga mengerahkan Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena) sebagai media pembelajaran interaktif bagi siswa. Selain itu, peserta diberikan rambu jalur evakuasi, buku saku kebencanaan, serta majalah tangguh sebagai bahan edukasi tambahan.
Mewujudkan Sekolah Tangguh Bencana
Dengan terselenggaranya SPAB 2025, BPBD Jatim berharap kesadaran akan mitigasi bencana di lingkungan sekolah semakin meningkat. Diharapkan, program ini dapat menciptakan lebih banyak sekolah tangguh bencana yang mampu bertindak cepat dan tepat saat menghadapi situasi darurat.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap sekolah memiliki kesiapan dan sistem mitigasi yang kuat, sehingga risiko korban jiwa dan kerugian akibat bencana bisa ditekan sekecil mungkin,” tutup Gatot.
Melalui langkah ini, BPBD Jatim terus berkomitmen untuk membangun masyarakat yang lebih tangguh, sigap, dan siap menghadapi bencana di masa depan. (*)
Tinggalkan Balasan