Pasang Iklan Disini
Medan, beritaglobal.net – Hanya karena menanyakan masker
pada seorang pengunjung Supermarket, diduga dua oknum polisi wanita (Polwan)
yang mengaku bertugas di Direktorat Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Sumatera
Utara, berakhir kerusuhan dan arogansi kepada pengunjung supermarket yang juga
seorang jurnalis, Sabtu (28/03/2020).
Disebutkan oleh Leo Depari, sebagai pengunjung Supermarket
Brastagi yang ada di Jalan Gatot Subroto, Kota Medan, saat itu dirinya sedang
berbelanja kebutuhan sehari – hari bersama dengan adiknya. Namun saat hendak
melakukan pembayaran barang belanjaannya di kasir, dari antrian belakang, ada
teriakan seorang wanita yang menanyakan kenapa dirinya tidak menggunakan
masker.
“Saya pada saat itu sedang berbelanja kebutuhan hidup saya
di swalayan Brastagi di jalan Gatot Subroto Medan bersama adik saya. Setelah
selesai kami pun menuju ke kasir untuk melakukan pembayaran terhadap barang
barang yang sudah kami masukan ke troli,” ungkap Leo pada beritaglobal.net.
“Pada saat sedang mengantri di salah satu kasir, tiba - tiba
datang seorang wanita yang belakangan mengaku sebagai anggota Polri menanyakan
masker dan mengurusi belanjaan kami,” imbuhnya.
Diawal, perempuan yang mengaku sebagai anggota Polri
tersebut menanyakan, “Mana maskermu?” ucap perempuan tersebut ditirukan Leo.
Saat itu, Leo menjawab singkat bahwa dirinya tidak memiliki
masker, “Saya tidak ada masker, bu,” jawabnya.
“Bapak beli jangan banyak alasan, kain banyak di luar, ya,
tolong ya,” imbuh perempuan tersebut, sambung Leo.
Mendengar perkataan yang kurang menyenangkan, Leo berujar, “Uangnya
dari mana, Bu?” jawab Leo.
“Kamu kok bisa belanja? Sekarang kamu saya tanya, kamu kok
bisa belanja?” cecar perempuan yang menggunakan kaca mata dan mengenakan masker
serta sarung tangan karet seraya menuding ke arah Leo.
Disampaikan oleh Leo, bahwa dirinya sudah tidak menghiraukan
lagi ucapan mereka, namun tiba – tiba suasana memanas karena kedua perempuan
yang mengaku sebagai oknum Polisi tersebut, menyatakan akan menangkap Leo yang
sedang berbelanja.
“Saat itu saya merasa jiwa saya terancam dan saya langsung
berteriak memanggil sercurity untuk mengamankan arogansi wanita tersebut,”
jelas Leo.
Ditambahkan oleh Leo, saat dirinya mencari security
supermarket tersebut, salah satu perempuan yang akan menangkapnya memukul
kepalanya, “Saat itu tanpa saya sadar, saya ditumbuk satu kali di kening saya ,
dia juga merusak jam tangan saya,” papar Leo, yang akhirnya mengetahui bahwa salah
seorang perempuan tersebut bertugas di Polsek Percut.
Dengan nada kesal, Leo menyesalkan ungkapan dua orang
perempuan tersebut pada dirinya dengan mengurus dirinya saat berbelanja.
“Ada apa kok Polisi urusi belanjaan kami, kami bukan orang
jahat, kami tidak ada melakukan hal yang melanggar hukum di tempat perbelanjaan
tersebut, saya rasa ucapan wanita tersebut mengurusi saya kok bisa belanja
sangat lah harus di koreksi ulang, kenapa dia mengucapkan kata kata seperti itu,”
ucapnya.
Dilanjutkan Leo, ”Saya tidak ada mendapatkan masker sudah
saya cari kemana - mana, lagian saya bukan orang yang sakit, kenapa saya harus
saya pakai masker? Apa orang yang tidak pakai masker ditangkap, dianaiaya dan
dirusak barangnya oleh Polisi,” katanya kesal.
Leo bersikukuh jika saja perempuan tersebut memberinya
masker, tentunya dirinya akan mematuhi apa yang diperintahkan dan apa yang
membuatnya tidak nyaman adalah saat seseorang yang mengaku sebagai anggota
Polri, menegur orang dengan kasar di tempat umum tanpa menunjukkan
identitasnya.
“Apa seperti itu Polisi yang di agungkan untuk melayani,
melindungi dan mengayomi masyarakat. Saya ini wartawan kan masyarakat juga,
saya warga Negara Indonesia, saya berhak belanja dimana saya yang saya suka
untuk kebutuhan hidup saya dan tidak menjadi urusan dia saya belanja di Brastagi
Supermarket itu,” ungkap Leo.
Saat keributan terjadi, Leo menyampaikan bahwa dirinya
segera menghubungi kantor Polsek Medan Baru, dan tidak berselang lama, personel
Polsek Medan baru tiba di lokasi, namun ada hal yang diluar dugaan Leo, bahwa
di depan publik perempuan tersebut berteriak – teriak, “Jangan kau lari, jangan
kau lari,” ujarnya.
Teriakan tersebut, tentu saja menarik perhatian masyarakat
di sekitar lokasi. “Hal tersebut sangat lah membuat kami malu seolah - olah
kami melakukan perbuatan yang tidak baik di lokasi tersebut sehingga mengundang
perhatian orang banyak,” terangnya.
Ditambahkannya, “Setibanya
kami di mapolsek Medan Baru, seorang wanita yang belakangan mengaku
bertugas di Dit Krimsus Polda Sumut menyamapaikan perkataan bernada ancaman. ‘Awas
kau, kalau kau ke Polda, mati kau di Polda’ ungkapnya di halaman Mapolsek Medan
Baru dan apa yang diungkapkannya juga disaksikan para wartawan yang berada di
lokasi,” papar Leo.
Melihat gelagat yang kurang baik, Wakapolsek Medan Baru AKP
Uli Lubis langsung melerai kesalah fahaman tersebut agar tidak berimbas
panjang.
Sementara itu, salah seorang oknum Polwan yang bertugas di
Mapolsek Percut Sei Tuan saat dikonfirmasi wartawan melalui telepon selular
hanya menjawab, “Antarkan jam itu ke Polsek Percut, nanti saya perbaiki disana,”
jawabnya.
Dilain kesempatan, Kanit Reskrim Polsek Medan Baru, saat
dikonfirmasi wartawan menyampaikan bahwa kedua belah pihak telah dimediasi di
Mapolsek Medan Baru dan diminta keterangan, namun hingga kini belum ada yang
membuat laporan. (Leo/Red)