Pasang Iklan Disini
Gadi, seorang penjual es tung - tung keliling yang merasakan penurunan omset usaha di masa pandemi Covid-19 di Kecamatan Klampok, Kabupaten Banjarnegara. (Foto: Dok. pribadi/Iwan) |
Banjarnegara, beritaglobal.net - Pandemi virus Corona atau Covid-19
berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat disegala sektor termasuk,
termasuk para pekerja harian lepas ataupun pelaku usaha mikro, kecil, menengah.
Pasalnya, dampak pandemi Covid-19, telah menggerus sebagian dan bahkan
keseluruhan penghasilan mereka dari waktu sebelum pandemi Covid-19, menyebar di
Indonesia.
Adalah Gadi (45), warga Klampok, Kabupaten Banjarnegara,
yang mencari nafkah sebagai penjual es tung – tung (es puter-red) keliling,
salah satu pelaku usaha kecil yang terimbas penyebaran Covid-19. Untuk
mencukupi kebutuhan hidup sehari – hari keluarganya, keuntungan Rp 50 ribu
hingga Rp 60 ribu per hari pun, kini berasa sulit ia dapatkan.
“Sebelum pandemi Corona sehari bisa mendapatkan keuntungan
dari jualan es tung - tung keliling, antara Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu mas. Uang
segitu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari,” ungkap bapak 3 orang anak
ini kepada beritaglobal.net, di salah satu desa di Kecamatan Klampok, Kabupaten
Banjarnegara, Kamis (09/04/2020).
Gadi adalah satu dari sekian banyak pedagang keliling yang
harus rela kehilangan pelanggan, dan juga harus berjuang dalam memenuhi
kebutuhan keluarganya dimasa upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Menurutnya, pembeli mulai berkurang drastis sejak awal bulan
Maret 2020, saat pemberlakuan kebijakan sekolah – sekolah untuk menerapkan
pembelajaran mandiri bagi siswa – siswinya. Namun demikian, Gadi tidak patah
arang untuk tetap menjalankan roda usahanya, dengan tetap mengikuti himbauan
pemerintah tentang menjaga jarak sosial.
“Sepinya pembeli mulai dirasakan dari awal bulan Maret 2020
ketika sekolah diliburkan, namun saya tak gentar dan tetap jualan dikampung – kamapung.
Kalau berhenti mau makan apa,” imbuhnya.
Saat ini, dirinya hanya bisa pasrah dan berdoa agar semua
ini (pandemi Covid-19) cepat berlalu, karena usahanya sering kali tidak
membuahkan hasil dengan tidak adanya aktivitas di sekolah – sekolah, tempat
wisata dan adanya pelarangan masuk dengan didirikannya portal – portal di
beberapa desa yang menjadi wilayah jualannya dan juga membuatnya menyadari
betapa seriusnya penyebaran Covid-19.
“Namun seiring semakin merebaknya wabah virus Corona dia tak
ada pilihan selain berhenti jualan, selain sekolah kini tempat wisata juga
banyak yang tutup gang masuk kampung juga banyak diportal terlebih sepanduk
bertuliskan bank plecit , sales, pengamen, pedangang keliling dilarang masuk.
Ini berarti penyebaran Corona sangat berbahaya,” pungkasnya. (Iwan Setiawan)