Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Iklan

KESERUAN TELOMOYO CUP VII BESERTA RANGKAIAN ACARANYA, MEMBUKTIKAN USIA BUKAN BATAS UNTUK BEROLAHRAGA

Redaksi
Sunday, September 24, 2023
Last Updated 2023-09-24T03:12:19Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
Pasang Iklan Disini

 



Laporan: Vb Pabrawani


KAB SEMARANG | BERITA-GLOBAL.COM - Kejuaraan Telomoyo Cup  VII yang berlangsung dari 17-24 September 2023 tengah berada pada puncak kegiatan, yakni lomba memperebutkan kursi juara pada hari Sabtu, 23 September 2023. Kegiatan perlombaan dimulai dari puncak telomoyo dan mendarat di lapangan desa Sraten.  Pada kegiatan kali ini diikuti oleh kurang lebih 58 peserta. Berjumlah 18 peserta untuk kelas A, ada 28 peserta  di kelas B, serta 15 peserta di kelas C. Masing-masing kelas memiliki jarak tempuh serta soal yang harus diselesaikan ketika terbang. Jarak kelas A menempuh  jarak 54km, kelas B dengan jarak tempuh 28 km, dan kelas C dengan mengandalkan durasi terlama di udara untuk pemenangnya. 



Disampaikan oleh ketua panitia Telomoyo Cup VII, Bapak Haryo, bahwasannya acara Telomoyo Cup VII ini adalah rangkaian dari Festival Telomoyo 2023. Acara diawali dari kegiatan  paralayang pada tanggal 16-22 Agustus 2023 lalu dengan mengusung 31 peserta dan peserta asing dari Vietnam dan Turki. Dilanjutkan dengan acara Gajah Trail Run pada tanggal 17 September 2023 yang dibuka dan diikuti oleh sekda Propinsi Jateng, Bapak Sumarno. Diceritakan oleh Bapak Haryo, jika Gajah Trail Run kemarin  ada 3 kelas, kelas 5 km, kelas 10 km, dan kelas 21 km, sedangkan Bapak Sekda sempat mengikuti kelas 10 km mencapai waktu 2 jam 9 menit.  Sementara untuk peminat, trail run diikuti oleh 321 personel, dengan personel asing dari Denmark, Kolombia, Kanada, dan Prancis.



“ Kembali ke kegiatan Gantole ini, ada juga pilot asing. Dari India ada 4 pilot dan 1 orang pilot dari Hongkong”  lanjut Pak Haryo.



Telomoyo Cup yang berlangsung sejak 2014- 2023, pada tahun ini merupakan tahun dengan peserta terbanyak, itupun belum diikuti oleh atlet langganan dari Jepang karena mereka masih baru saja mengikuti kejuaraan dunia, sehingga waktunya terlalu mepet. Masih lanjut Pak Haryo. 



Diluar kegiatan keolahragaan, kegiatan ekonomi kemasyarakatanpun maju dengan adanya rangkaian Telomoyo Cup ini. Hal ini terbukti dimulai kegiatan paralayang di Gunung Gajah, semua peserta menginap di rumah penduduk yang dijadikan homestay dan naik ke Gunung Gajah menggunakan jasa ojek dari penduduk setempat. Selain itu, untuk kebutuhan konsumsipun, masyarakat Nogosaren siap menyediakan. Lanjut Bapak Haryo. Sementara untuk kedepannya beliau mengharapkan agar olahraga kedirgantaraan serta ekonomi masyarakat bisa berjalan seimbang dalam perkembangannya. Harapan beliau adalah adanya tempat landing permanen di desa Sraten seperti yang pernah disampaikan mantan Gubernur Jateng Bapak Ganjar Pranowo beserta wakil pada tahun lalu.


Masih di tempat yang sama, sempat ditemui Bapak Roy Sadewo, pilot gantole yang masih energik di usianya yang sudah banyak, beliau menyampaikan ketertarikannya pada olahraga gantole karena olahraga ini dekat dengan alam, baik di darat maupun di udara. Selain itu beliau melanjutkan jika olahraga ini membutuhkan ketahanan fisik serta mental yang stabil, bukan hanya bagi pemuda namun juga untuk yg berusia banyakpun berguna untuk mempertahankan kesehatan jiwa dan raganya. Untuk kesulitan yang dihadapi saran beliau adalah pilot harus pandai menyesuaikan dengan alam saja, jangan melawan alam. 



Sementara kiat dari Pak Roy untuk tetap bugar di usia yang banyak adalah pembentukan mental dan pola pikir yang positif, serta melakukan kegiatan sesuai kemampuan dan tidak melebihi kapasitas. 



“ Saran saja ya, untuk generasi sekarang yang sangat dekat dengan dunia digital, karena buat saya dunia digital adalah dunia yang palsu, artinya bahwa dunia itu hanya ada di layar, sementara kita hidup di alam nyata duni nyata ya seperti di alam ini. Jangan merasa terjebak menjadi sesuatu hanya karena selfie, seperti selfie di sawah maka dia sudah merasa dekat dengan alam, itu tidak. Kalau mau dekat dengan alam, disini ambil contoh sawah,  ya seharian benar-benar merasakan berada di sawah dengan terkena matahari, panas, angin sawah, sehingga tubuh kita menyesuaikan dengan alam, maka secara otomatis fisik kita akan menyesuaikan dengan energi alam, sehingga bisa dikatakan lebih awet muda. Berbeda dengan kita ketika berada di dalam ruangan ber AC, dengan layar di depan kita, setiap hari begitu saja terus menerus, maka tinggal menunggu penyakit datang sendiri. Sehingga pada dasarnya hidup kita itu mengalir, karena manusia adalah bagian dari alam, bukan bagian dari dubia digital maka utamanya ya menyatu dengan alam. Jika nanti ada dokumentasi, maka ok saja untuk kenangan yang menggunakan kemudahan, tapi jangan tenggelam di dunia digital, karen sekali lagi, kita adalah bagian dari alam. “ tutur Pak Roy menutup pembicaraan. (*)

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Banner