Perdagangan Orang di Sampang Berhasil Digagalkan Polisi, Perempuan Asal Lombok Berhasil Diselamatkan
Laporan: Ninis Indrawati
SAMPANG | SUARAGLOBAL.COM – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sampang berhasil mengungkap kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan penyelamatan pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal. Hal tersebut disampaikan Kapolres Sampang, AKBP Hendro Sukmono, dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa, 3 Desember 2024.
Dalam keterangan resminya, AKBP Hendro Sukmono menyebutkan bahwa pengungkapan kasus ini merupakan tindak lanjut dari program prioritas Polri, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam melindungi hak-hak pekerja migran Indonesia.
“Kasus ini terungkap setelah kami menerima informasi dari masyarakat terkait dugaan perdagangan orang di wilayah Kelurahan Gunung Sekar, Sampang. Berdasarkan laporan tersebut, tim Satreskrim segera melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan tersangka berinisial F, seorang pria berusia 47 tahun,” ungkap Hendro.
Kapolres menjelaskan bahwa modus operandi tersangka F melibatkan pembelian korban dari pihak lain untuk kemudian dijual kembali dengan harga lebih tinggi. Dalam operasi penggerebekan di rumah tersangka, tiga perempuan asal Kabupaten Lombok Barat berhasil diselamatkan.
Ketiga korban, yakni S (39), D, dan P, rencananya akan dipekerjakan secara ilegal ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sebagai asisten rumah tangga. Tersangka membeli masing-masing korban dari jaringan lainnya yang kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
“Korban S dibeli seharga Rp15 juta dari tersangka B, sementara D dan P dibeli dari tersangka M dengan harga yang sama. Tersangka kemudian menawarkan mereka ke pihak luar negeri dengan harga Rp40 juta per orang,” jelas Hendro.
Atas perbuatannya, tersangka F dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, serta Pasal 81 Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Hukuman bagi tersangka berkisar antara 3 hingga 15 tahun penjara.
“Pengungkapan ini menjadi bukti nyata komitmen Polres Sampang dalam memberantas TPPO dan melindungi pekerja migran. Kami akan terus mendalami jaringan perdagangan orang ini dan memastikan pelaku lainnya segera ditangkap,” tegas Kapolres.
Kapolres Sampang juga mengapresiasi peran masyarakat dalam memberikan informasi terkait tindak pidana tersebut. Ia mengimbau masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam melaporkan setiap aktivitas mencurigakan yang berpotensi melanggar hukum.
Kasus ini menunjukkan pentingnya kerja sama antara masyarakat dan pihak kepolisian dalam memerangi perdagangan manusia dan melindungi hak-hak pekerja migran Indonesia. (*)
Tinggalkan Balasan