Transformasi Masjid: Pusat Ibadah, Pembelajaran AI, dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Laporan: Wahyu Widodo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Keberadaan masjid di era digital diharapkan mampu mengemban peran lebih dari sekadar tempat ibadah. Masjid juga diharapkan berfungsi sebagai pusat pembelajaran teknologi, termasuk pemanfaatan Artificial Intelligence (AI), serta sebagai sarana peningkatan kesejahteraan ekonomi umat. Pernyataan ini disampaikan Penjabat Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, dalam Seminar Optimalisasi Peran Masjid dalam Peningkatan Kualitas Kesejahteraan Ekonomi Umat dan Metode Dakwah Era Digital di Ruang Kaloka, Selasa (17/12/2024).
Dalam sambutannya, Yasip menekankan perlunya transformasi fungsi masjid agar selaras dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan umat Islam di era modern. Menurutnya, masjid memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertukaran ilmu pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Masjid tidak hanya dijadikan tempat berkumpul untuk meningkatkan keimanan, tetapi juga bisa menjadi pusat pembelajaran. Dengan adanya program pembelajaran berbasis Artificial Intelligence (AI), ustaz dan ustazah akan lebih mudah menyampaikan pengajaran agama maupun pengetahuan umum kepada jamaah,” ujar Yasip Khasani.
Yasip menambahkan, fungsi masjid tidak hanya dilihat dari aspek fisiknya, melainkan juga dari orientasi sosial dan edukatif. Dengan mengoptimalkan peran masjid, ia meyakini dapat tercipta lingkungan yang lebih produktif dan berkualitas.
“Kita harus bersama-sama memakmurkan masjid dan memastikan fungsinya optimal. Ini juga menjadi langkah preventif untuk menangkal masuknya paham radikalisme, pesan kebencian, dan tindakan kekerasan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,” ujar Yasip.
Selain itu, Yasip menyoroti pentingnya edukasi sosial lainnya seperti pemberian pendidikan seks yang baik dan benar sesuai dengan usia anak. Menurutnya, masjid dapat berperan dalam memberikan bimbingan kepada masyarakat terkait isu-isu tersebut secara bijak dan efektif.
Seminar ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, seperti pengurus masjid, takmir, penyuluh agama, serta Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Salatiga. Ketua Panitia, Mulyadi, berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi para pengelola masjid dalam memaksimalkan potensi masjid sebagai pusat kesejahteraan ekonomi umat.
“Melalui seminar ini, kami ingin mendorong pengelola masjid untuk memakmurkan masjid, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat. Peningkatan pengetahuan dan kompetensi sangat diperlukan agar tokoh agama lebih siap menghadapi perkembangan teknologi,” jelas Mulyadi.
Menurut Mulyadi, masjid bisa menjadi pusat ekonomi berbasis komunitas, seperti pelatihan keterampilan kerja, bimbingan wirausaha, hingga penyediaan program-program ekonomi kreatif yang melibatkan jamaah. Teknologi digital dan AI juga dinilai dapat mendukung masjid dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Dengan memaksimalkan fungsi masjid, berbagai program berbasis ekonomi umat dapat diimplementasikan, seperti pelatihan UMKM, pengelolaan zakat produktif, hingga pengembangan ekonomi syariah. Masjid, menurut Yasip, dapat menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan dengan melibatkan jamaah secara aktif dan berkelanjutan.
“Masjid memiliki potensi besar untuk menggerakkan perekonomian umat jika dikelola dengan baik. Dengan program berbasis teknologi dan ekonomi kreatif, kesejahteraan umat bisa ditingkatkan secara signifikan,” tegas Yasip.
Para peserta seminar menyambut baik gagasan ini dan berharap langkah konkret dapat segera diwujudkan. Salah satu peserta, Ahmad Nur, pengurus masjid dari Salatiga, menyatakan bahwa seminar ini memberikan wawasan baru terkait peran strategis masjid di era digital.
“Gagasan ini sangat inovatif. Kami harap pengelolaan masjid bisa lebih modern, dan teknologi seperti AI dapat membantu kami dalam mengajarkan agama serta meningkatkan kesejahteraan jamaah,” ujar Ahmad Nur.
Melalui seminar ini, Pemerintah Kota Salatiga menekankan pentingnya kolaborasi antara pengelola masjid, pemerintah, dan masyarakat untuk mewujudkan masjid sebagai pusat edukasi, teknologi, dan ekonomi umat. Dengan penguatan kapasitas pengelola masjid dan pemanfaatan teknologi digital, masjid diharapkan menjadi pusat solusi bagi berbagai persoalan umat. (*)
Tinggalkan Balasan