Disporapar Jateng Gelar Festival Desa Wisata Jawa Tengah 2019
![]() |
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat hadiri Festival Desa Wisata di Lapangan Garnisun, Kalisari, Semarang. (Foto: dok. istimewa/VIP) |
Semarang, beritaglobal.net – Festival Desa Wisata Jawa Tengah resmi dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Minggu (20/07/2019) di Lapangan Garnisun, Kalisari, Semarang.
Festival kali ini diikuti oleh 31 Desa Wisata dari 31 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Tengah.
Dalam sambutannya Ganjar Pranowo mengatakan bahwa Jawa Tengah memiliki banyak kawasan yang sangat potensial untuk dijadikan tempat wisata, setidaknya ada 4 daerah yang bisa diusung menjadi Bali baru yaitu Karimunjawa, Dieng, Sangiran, Borobudur.
Ganjar menekankan bahwa setiap daerah sudah seharusnya memiliki mental dan perilaku sebagai tempat wisata yang baik.
“Salah satu perilaku yang baik dalam pengembangan wisata adalah tidak ada sampah dalam kawasan wisata. Selama ini pengelola desa wisata sudah sangat kreatif dan inovatif tetapi jika masalah kebersihan tidak diperhatikan maka akan mempengaruhi perkembangan tempat tersebut,” ungkap Ganjar
Ganjar juga berjanji tahun depan akan dianggarkan dana sebesar 100 juta per desa wisata yang bisa berkembang dengan baik.
“Untuk tahun depan kita akan menggelontorkan dana sebesar Rp 100 juta untuk desa wisata yang bisa mengembangkan diri dengan baik. Selanjutnya jika desa tersebut dapat memenuhi kriteria yang kita berlakukan maka dana yang akan kami gelontorkan sebesar Rp 1 miliar untuk setiap desa yang memenuhi syarat,” papar Ganjar yang langsung disambut tepuk tangan meriah oleh peserta dan tamu undangan.
Ganjar juga berpesan bahwa setiap desa wisata harus bisa menjual secara porspektif dari potensi yang ada, baik alamnya, wisatanya dan juga atraksi wisata desa tersebut.
Sementara Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Sinoeng Nugroho ,menargetkan untuk tahun 2020 pertumbuhan desa wisata di Jawa Tengah mencapai 500 desa.
“Ada 3 hal yang kita siapkan untuk pengembangan desa wisata yaitu pengembangan SDM penggiat, pengelola desa wisata, yang kedua membangun jejaring yang ketiga mengedukasi pengelola wisata maupun masyarakat. Yang tidak kalah penting adalah journalism awareness karena dalam pengembangan wisata peran media sangat penting dalam publikasi sebuah tempat wisata,” papar Sinoeng. (Vitri/Fera)
Tinggalkan Balasan