Penjabat Wali Kota Salatiga Lantik Tiga Pejabat Tinggi Pratama untuk Mengisi Kekosongan Jabatan

Laporan: W Widodo 

SALATIGA | BERITA-GLOBAL – Penjabat Wali Kota Salatiga melantik 3 pejabat tinggi pratama di Lingkungan Pemerintah Kota Salatiga disaksikan oleh anggota Forkopimda dan seluruh tamu undangan. Upacara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan dilaksanakan di Ruang Kaloka, Lantai 4 Gedung Sekretariat Daerah Kota Salatiga.

Pelantikan ini dilaksanakan untuk mengisi kekosongan jabatan di Lingkungan Pemerintah Kota Salatiga, dalam hal ini Ir. Syahdani Onang Prastowo, S.T., M.T., dilantik menjadi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), dr. Prasit Al Hakim menjadi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), dan Dr. Bayu Joko Mulyono, S.Sos., M.Si., menjadi Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Dinkop UKM).

Pj. Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, M.M., menyampaikan dalam sambutannya, “Bapak dan Ibu yang berbahagia, sebuah keniscayaan dan sebuah hal yang biasa ketika terjadi mutasi dan promosi, yang tidak biasa itu demosi. Jadi selama itu sifatnya masih mutasi, apalagi promosi semua orang punya hak yang sama. Beliau bertiga adalah kandidat yang terbaik dari yang terbaik. Penyegaran atau pemutasian yang akan saya lakukan adalah berdasarkan dengan kebutuhan organisasi dan kondisi Bapak dan Ibu para pejabat yang ada di sini semua. 

Terdapat 4 komponen pasti adalah PDLT, yang pertama Prestasi kaitannya dengan pengerjaan tugas yang tak hanya punya panjenengan sendiri tetapi kolaborasi dengan fungsi-fungsi yang lain sehingga menjadi satu fungsi utuh dari Pemerintah Kota. Yang kedua Dedikasi, bagaimana panjenengan mendedikasikan waktu antara pekerjaan, keluarga, masyarakat, dan Tuhan Yang Maha Esa. Yang ketiga Loyalitas, loyalitas kepada NKRI, saya tidak akan mentolerir adanya paham-paham yang bertentangan dengan NKRI di Pemerintah Kota Salatiga, dan loyalitas kepada pemerintah yang sah saat ini. Yang keempat adalah tidak tercela, kalau panjenengan bisa membagi waktu dan peran, Insyaallah panjenengan tidak akan tercela oleh orang lain.” (*)