Pentas Seni Kreasi, Semarakkan Pawai Ta’aruf Ngentak Sari Kesongo

Peserta pawai ta’aruf Dusun Ngentaksari, Desa Kesongo, dalam rangkaian peringatan Haflah Akhirussanah Pondok pesantren Al Azhar, Sabtu (27/04/2019). (Foto: dok. istimewa/FMA)

Ungaran, beritaglobal.net – Tidak kurang dari dua ribuan peserta dari 7 kontingen turut memeriahkan pawai ta’aruf, Sabtu (27/04/2019). Pawai yang digelar sekira pukul 19.00 WIB ini merupakan salah satu rangkaian acara peringatan Haflah Akhirussanah Pondok pesantren Al Azhar, Dusun Ngentaksari, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Baca Juga:  Pelaku UMKM Nagori Batu Silangit Siap Deklarasi Dukung ANTON-BENNY: Harapan Baru Selamatkan Pelaku Usaha dari Jeratan Rentenir

Saat dikonfirmasi beritaglobal.net, Supriyadi selaku Kepala Desa Kesongo, acara ini mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat sekitar.

“Warga Dusun Ngentaksari mendukung penuh acara pawai ta’aruf ini. Bahkan ada juga warga dari luar Desa Kesongo yang ikut ambil bagian dalam pawai ini,” ujar Supriyadi.

Tak hanya pawai yang menampilkan kreasi dari masing – masing RT yang ada di Dusun Ngentaksari dan sekitarnya, acara ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan pentas seni. Ada 5 panggung hiburan yang didirikan di 5 titik yang berbeda untuk menghibur warga dan pengunjung.

Baca Juga:  Melalui Jamdan Dandim Berikan Penekanan Kepada Anggota Jajaranya
Kereta kuda kreasi warga Dusun Ngentaksari dalam pawai ta’aruf. (Foto: dok. istimewa/FMA)

“Setelah pawai akan ada pertunjukan Barongsai, Drumblek, Campursari dan Angklung. Panitia sudah menyiapkan 5 panggung hiburan untuk pentas seni malam ini,” imbuhnya.

Event yang digelar setiap 2 tahun sekali ini mengambil start dari Ponpes Al Azhar dan menempuh jarak sejauh 3,5 kilometer mengelilingi desa.

Baca Juga:  Jawa Timur Menyongsong Masa Depan: Pertumbuhan Ekonomi 4,98% Jadi Motor Penggerak Nasional
Pertunjukan barongsai

Kesenian tradisional keprajuritan

Seni pantomin warga Dusun Ngentaksari, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Seni Kuda Lumping

“Masyarakat Desa Kesongo sendiri bertekad mempertahankan tradisi ini di tengah era globalisasi agar generasi muda kita tidak lupa dengan budaya lokal yang kita miliki. Kita tidak hanya memberi hiburan kepada masyarakat tetapi juga menunjukkan keanekaragaman budaya dan kekayaan kreatifitas warga desa Kesongo,” pungkas Supriyadi. (Fera Marita)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!