Yahya Mendulang Manisnya Madu, Bermodal Kejujuran dan Ketekunan Menggembala Lebah

Yahya peternak lebah madu jenis Apis Mellifera saat menunjukkan nektar lebah saat memanen hasil usaha ternaknya di hutan di wilayah Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. (Foto: dok. pribadi)

Ungaran, beritaglobal.net – Sempat menekuni pekerjaan sebagai seorang supir, Yahya (54) warga RT 22 RW 05 Kaliwaru, Desa/Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, memilih mengikuti usaha adik – adiknya sebagai peternak lebah.

Yahya mengisahkan perjalanan usahanya dalam beternak lebah kepada beritaglobal.net, Sabtu (29/09/2019) lebih membuatnya yakin, bila hubungannya dengan Tuhan dan alam semesta menjadi lebih baik, dikarenakan bila dalam menjalankan usaha ternak lebah madu jenis Apis Mellifera, tidak fokus dan bertindak menyimpang dari tuntunan agama, Yahya menyebut bahwa usaha yang dijalankan akan hancur.

“Saya punya keyakinan dan bertambah yakin akan kebesaran Tuhan, bila kita berbuat selaras dengan ketentuan Tuhan dan alam semesta, maka hasil yang akan kita tuai seringkali diluar dugaan. Dari pengalaman rekan – rekan yang dulu beternak lebah jenis Apis Mellifera, saat perilakunya tidak sesuai dengan tuntunan agama, seringkali usahanya hancur,” ucap Yahya.

Yahya telah menjalankan usaha ternak lebahnya dari tiga tahun yang lalu, dirinya baru tergerak menjalankan usaha lebah madu, saat melihat adik – adiknya mendapatkan kehidupan yang layak, dan lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah. Dia berujar bahwa bukan keuntungan semata yang menjadi tujuan usahanya namun, keberkahan atas limpahan rezeki dari Tuhan yang dapat menjadikan dirinya dan keluarganya merasa tenang.

“Adik saya tiga – tiganya telah ternak lebah dari tahun 90 an, kalau saya baru sejak tiga tahun lalu. Tapi yang saya rasakan dalam menjalankan usaha ternak lebah ini, kehidupan saya dan keluarga lebih merasa tenteram. Bukan keuntungan besar yang kami cari, tapi keberkahan dari hasil usaha yang kami tuju,” imbuhnya.

Baca Juga:  Polres Tulungagung dan PT Indoco Gerakkan Penanaman Jagung untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Saat ditanyakan suka duka dalam menjalankan usaha ternak lebahnya, Yahya menyebutkan bahwa hampir tidak ada kendala berarti, selain saat – saat masa paceklik atau saat tidak musim bunga, dimana dirinya dan peternak lebah yang lain harus mensuplai pakan untuk koloni lebah mereka.

Madu lebah hasil ternak Yahya, diproses langsung dari lokasi dimana lebah – lebah miliknya di letakkan untuk berproduksi.

Hal ini pun dibenarkan oleh Mardi (47), seorang peternak lebah dari Kalimantan yang juga rekan usaha Yahya. “Sekitar bulan Januari hingga bulan April, sering kita sebut masa paceklik. Karena diperiode tersebut, tidak ada bunga dari tanaman yang sering menghasilkan madu. Kami harus mensuplai pakan, namun di masa inilah lebah – lebah kami memperbesar koloninya, selain lebah juga menghasilkan bipolen dan royal jelly,” ungkap Mardi.

Terdapat keunikan tersendiri dalam berternak lebah, dimana lebah adalah binatang yang paling menjaga kebersihan. Dalam kotak – kotak sarang lebah, tidak pernah ditemui kotoran lebah, dan bila ada lebah yang mati di dalam kotak, maka lebah – lebah lainnya akan mengeluarkan bangkai lebah tersebut dari dalam kotak sarang buatan, ungkap Mardi.

Ditambahkan Mardi, jika lebah adalah hewan yang paling kompak dan peka pada niat buruk makhluk lain disekitarnya, termasuk bila ada orang yang berniat mencuri sarang lebah, maka tanpa disangka – sangka, koloni lebah dari sarang yang lain akan menyerang si pencuri.

“Lebah ini kalau dalam bahasa gaul adalah hewan yang sangat menjaga kekompakan. Mereka sangat peka pada makhluk lain yang berniat buruk. Sebagai contoh, waktu saya dulu meletakkan sarang lebah di hutan Kalimantan, ada seorang yang berniat mencuri salah satu sarang lebah, tanpa dikomando, lebah – lebah dari sarang yang lain keluar dan menyerang si pencuri,” ungkap Mardi.

Baca Juga:  IPSI Kertosono Pasang Banner Ucapan Ramadhan: Wujud Kebersamaan dan Jaga Kamtibmas

Namun, dari semua keunggulan yang dimiliki lebah madu, usia hidupnya tergolong singkat, dari mulai larva hingga lebah menjadi lebah pekerja dan lebah penjaga, mereka hanya bertahan hidup selama 40 hari.

Tips Memilih Madu Lebah

Yahya memberi tips kepada masyarakat yang sering mengkonsumsi madu lebah, agar tidak terkecoh pada madu asli tapi palsu. “Ada tiga hal yang harus diperhatikan konsumen, pertama saat akan membeli madu, tanyakan madu dari bunga apa, dan warnanya akan semakin pekat saat madu disimpan dalam waktu lama. Dari keterangan asal bunga, bisa dicium bau madu, pasti identik dengan aroma bunga dimana lebah mencari madu untuk mensuplai makanan bagi ratu mereka,” jelas Yahya.

Madu lebah asli dan berkualitas bagus, mempunyai manfaat banyak dalam kesehatan manusia, Yahya menyebutkan bahwa salah satu pondok pesantren di Boyolali yang menjadi langganan madu hasil ternak lebahnya, mempunyai setidaknya 23 resep pengobatan penyakit dengan menggunakan madu lebah.

Lebah Dari Sudut Pandang Islam

Seperti kita ketahui, dari sekian banyak binatang, lebah salah satu binatang yang disebut dalam Alqur’an. Binatang ini lain dengan binatang lainya. Lebah mengeluarkan cairan yang disebut madu dan memiliki sejuta manfaat bagi manusia.

Dalam buku ‘Alquran vs Sains Modern oleh Dr. Zakir Naik’ lebah madu dikatakan menunjukkan keagungan Allah SWT melalui keajaiban ilmiah yang dijelaskan dalam Alquran. Yakni dalam QS Q.S An-Nahl Ayat: 68-69 yang artinya;

Baca Juga:  Pergeseran Tanah di Pasuruan: Sinergi Polisi, TNI, dan BPBD Selamatkan Ratusan Warga

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang – sarang di bukit -bukit, di pohon – pohon kayu dan di tempat – tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari tiap – tiap (macam) buah – buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minumam (madu) yang bermacam – macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar – benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang – orang yang memikirkan.”

Selain itu lebah adalah hewan yang mendapatkan wahyu dari Allah, yaitu berupa ilham. Allah Ta’ala berfirman, “Dan Rabb-mu telah mewahyukan kepada lebah, “Buatlah rumah – rumah di bukit – bukit dan pada pohon – pohon dan pada tempat – tempat yang mereka (manusia) buat.” (QS. An-Nahl : 68).

Dalam kitab tafsir Jalalain dijelaskan,

“Rabbmu mewahyukan kepada lebah berupa wahyu ilham”

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata, “Pada penciptaan lebah yang kecil ini, Allah memberikan ilham berupa bimbingan yang ajaib. Allah memberi kemudahan bagi lebah untuk menuju padang rumput dan taman kemudian kembali ke rumah mereka yang telah mereka rancang demikian bagusnya dengan petunjuk Allah.”

Perlu diketahui bahwa wahyu ada tiga macam sebagaimana yang terangkum dalam ayat berikut, “Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata – kata dengan dia kecuali dengan [1] perantaraan wahyu atau [2] dibelakang tabir atau [3] dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin – Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (QS. As-Syura: 51). (Agus S/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!