Hoax! Saya Tidak Yakin Walikota Dan Wakil Walikota Ucap Fraksi PDIP Tolak Dana Guyub Rukun RW, Kata Ketua DPRD Kota Salatiga
![]() |
Ketua DPRD Kota Salatiga M. Teddy Sulistyo, SE., saat ditemui di kediamannya, Jumat (21/12/2018). (Foto: Istimewa/MNN) |
Salatiga, beritaglobal.net -Berkembangnya kontroversi penolakan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Salatiga tentang rencana Pemerintah Kota Salatiga (Pemkot) Salatiga memberikan bantuan dana ke setiap Rukun Warga (RW) melalui Dana Guyub Rumun RW, menimbulkan komentar beragam warga Kota Salatiga di jejaring media sosial.
Menyikapi kondisi pro kontra tersebut, Ketua DPRD Kota Salatiga M. Teddy Sulistyo, S.E., saat dikonfirmasi beritaglobal.net, di kediamannya, Jumat (21/12/2018) menyatakan, “Hoax, saya tidak yakin saudara Walikota dan saudara Wakil Walikota berbicara seperti itu, saya rencanakan laporkan itu. Tapi kalau Walikota statement, Pak Wali ndak tau mekanisme Banggar,” kata Teddy.
Selanjutnya Teddy membeberkan apa yang terjadi terkait pembicaraan dana Guyub Rukun RW, “Wakil Walikota Pak Haris juga ke sini (rumah saya) bahas semua itu. Guyub Rukun nanti kita bahas di perubahan sambil lihat perkembangan. Rp 50 juta, jika RW ne punya 10 RT? uangnya 50Jt, kawasan kumuh tinggi Rp 50jt, perumahan Rp 50jt, ini tebar pesona atau apa? ini tahun politik,” imbuh Teddy.
Disampaikan oleh Teddy bila DPRD khususnya Banggar tidak menolak dana bantuan Guyub Rukun RW. “Ndak ada Dewan nolak anggaran, ini uang rakyat. Kita benahi, jangankan Rp 50jt, Rp 150jt saja kita setujui,” jelasnya bersemangat.
“Bayangkan mas, Pancuran itu masih butuh anggaran, apalagi ditengah kampung yang tingkat penganggurannya tinggi. Ini semua prematur, ya ini kan diracik to, kalau pak Walikota ngeyel, saya yakin Pak Wali ndak tau?” jelas Teddy lebih lanjut.
Saat ditanyakan apakah dari perencanaan yang kurang tepat, Teddy meluruskan, “Bukan perencanaan, tapi kebijakannya, ini tahun politik. Basis – basis tertentu dikasihkan sebelum pemilu, basis – basis tertentu dikasih setelah pemilu. Saya sedang mengamankan para ketua RT dan Ketua RW dari dugaan – dugaan yang menurut saya dari semangat mereka yang benar – benar punya semangat melayani,” ungkapnya.
Terjadi adanya hambatan komunikasi antara Legislatif dan Eksekutif tentang bantuan dana Guyub Rukun RW.
“Guyub rukun ini, tidak pernah dikomunikasikan ke kita, penganganggaran itu semua ada dasarnya, kalau untuk masyarakat kita Ok, jangankan Rp 50 juta, Rp 150 juta saja siap,” ungkap Teddy kesal.
Teddy kemudian menanggapi tentang arogansi anggaran dan alasan pencoretan di Banggar. “Saya dibilang arogan, Kita sedang rapat anggaran, saya mewakili DPRD, pak Fakruroji sebagai eksekutif. Maka saya heran saja kalau pak Wali tahu, seharusnya dia datang karena Walikota, dan memaparkan visi misi nya tentang pembangunan ke depan. Masa sekelas Salatiga hanya membahas Guyub Rukun,” ungkap Teddy sambil tertawa.
Tanggapan tentang anggaran dicoret, “Ya dicoret bukan disetip. Tapi kan itu bukan putusan saya sendiri, Mas Haris mengamini, jadi Mas Haris statement. Mas Haris membuli diri saya dan membuli diri sendiri. Sehingga saya tidak yakin Mas Haris statemen,” ujar Teddy.
Arogansi dan ketegasan dijelaskan detail oleh Ketua DPRD Teddy Sulistyo, S.E., “Arogan itu beda dengan ketegasan, coba menganggarkan GTT dan PTT yang 15 tahun 300 ribu sekarang saya UMK kan? Arogan ga? Yang fair dong, Bank Salatiga yang amburadul mau masuk aja harus bayar? Jual beli jabatan, proyek, pasar kobong 7 tahun mangkrak? Arogan ga itu?” tanya Teddy tentang bedanya arogan dan tegas dari kondisi yang ada di Salatiga.
Selebihnya saat disinggung tentang dana talangan untuk Bank Salatiga, Teddy menjawab, “Modar mati ndak akan ada dana talangan, karena bila belum ada keputusan pengadilan tetap jangan dianggarkan, kalau dianggarke, BPR – BPR se Jawa Tengah yang ikut kampanye bisa ditahan kabeh, ya menyelamatkan ekonomi lah,” ucap Teddy.
Teddy menghimbau, “Masyarakat jangan percaya pada pemberitaan yang tidak jelas tentang penolakan anggaran. Yen Rp 50 juta RT nya 10, dapat Rp 5 juta an, Itu dana lamis, ya wis dilabur, ndak substansial. Kita harus skala prioritas, Salatiga mau apa? Mau jadi kota bersih? Kota ramah lingkungan? Gitu..bukan semua dijadikan satu…yang SMART, bermartabat apanya? Kalau eselon dua naik 250? Kalau saya begini bakulan obat, dikira uprek? Saya sendiri..ndak apa – apa,” ucapnya sambil terkekeh.
Penjelasan Walikota Tentang Penolakan Banggar
Secara terpisah, Walikota Salatiga saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp terkait penolakan Banggar untuk dana Guyub Rukun, memberikan penjelasan bahwa Guyub Rukun itu bagian program Pemkot Salatiga.
“Intinya program guyub RW merupakan program Pemerintah Kota Salatiga dalam bentuk dana hibah kepada seluruh RW se Kota Salatiga yang dapat dimanfaatkan untuk membangun tiap – tiap wilayah RW, dimana nilainya berkisar antara Rp 40 juta hingga Rp 50 juta setiap RW,” jelas Walikota Salatiga H. Yuliyanto, S.E., M.M., kepada beritaglobal.net, Jumat (21/12/2018).
“Dan program tersebut sudah diajukan oleh tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) ke badan anggaran DPRD kota salatiga,” imbuh Yuliyanto.
Lebih lanjut, saat ditanyakan mengenai statemennya yang menyebut bahwa dirinya tidak menyebutkan salah satu partai politik yang menolak penganggaran, Walikota Salatiga menyampaikan, “Bener, tetapi dari pengajuan tersebut tidak disetujui oleh dewan. Monggo dikonfirmasi saja dengan fraksi PDIP,” tandas Yuliyanto.
Terkait pernyataan Wakil Walikota Salatiga Muh Haris, S.S., M.Si., sampai berita ini diturunkan, tidak ada jawaban dari pesan WhatsApp yang dikirimkan beritaglobal.net. (Agus S/Red)
Tinggalkan Balasan