Kemandirian Ekonomi Pesantren Melesat! Santri Tuntang Sukses Olah Lele Jadi Bisnis Beromzet Jutaan

Laporan: Wahyu Widodo

UNGARAN | SUARAGLOBAL.COM – Program pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren di Kabupaten Semarang terus menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Ketua Baznas Kabupaten Semarang, Khadziq Faisol, menegaskan bahwa pihaknya akan memperluas program bantuan kewirausahaan bagi santri sebagai langkah strategis menciptakan kemandirian ekonomi.

“Program ini tidak hanya memberdayakan santri secara ekonomi, tetapi juga mendorong mereka yang sebelumnya mustahik atau penerima zakat untuk bertransformasi menjadi muzakki atau pemberi zakat,” ujar Faisol usai menyaksikan panen perdana ikan lele dari kelompok peternak Pinggir Kali Farm di Pondok Pesantren Al Ihsan, Desa Sraten, Tuntang, pada Sabtu (8/3/2025).

Dalam acara tersebut, hadir pula Camat Tuntang Aris Setyawan yang mewakili Bupati Semarang H. Ngesti Nugraha, Kades Sraten Rohmat, serta perwakilan Baznas Kabupaten Semarang.

Baca Juga:  KPK Warning Kepala Daerah: Jangan Ada Kepentingan Pribadi dalam Kebijakan! Wujudkan Pemerintahan Bersih Tanpa Korupsi

Dari Budidaya hingga Hilirisasi Produk

Baznas Kabupaten Semarang tidak hanya memberikan bantuan modal, tetapi juga mendukung keberlanjutan program pemberdayaan melalui berbagai tahapan. Salah satu contohnya adalah pengembangan usaha budidaya ikan lele Pinggir Kali Farm, yang kini telah merambah sektor hilirisasi. Para santri mulai mengolah lele hasil panen menjadi produk siap konsumsi dalam kemasan vakum.

“Baznas akan mengkaji dukungan lebih lanjut, baik dalam hal pengemasan maupun pemasaran produk agar memiliki daya saing lebih tinggi di pasar,” tambah Faisol.

Program Santri Entrepreneurship ini tidak hanya berfokus pada budidaya lele. Faisol menyebutkan bahwa Baznas juga telah menyalurkan bantuan untuk usaha ternak kelinci dan bisnis angkringan. Ke depan, berbagai rintisan usaha ekonomi produktif lain, seperti pertanian, perkebunan, konveksi, hingga pemasaran online, akan terus didorong.

Baca Juga:  Ketulusan yang Menginspirasi: PT Sukun Santuni Seribu Anak Yatim di Kabupaten Semarang

Pendampingan diberikan secara bertahap, mulai dari diskusi intensif untuk menilai kelayakan usaha, pelatihan teknis, hingga pemberian modal usaha.

Panen Perdana: 900 Kilogram Lele, Omzet Rp16 Juta

Ketua Kelompok Tani Pinggir Kali Farm, Saiq Ahmad, menjelaskan bahwa saat ini ada 20 santri yang terlibat dalam budidaya ikan lele. Mereka merupakan peternak pemula yang telah mendapatkan pelatihan khusus.

Pada tahap awal, sebanyak 16.000 bibit lele dikembangkan dalam empat kolam bundar. Hanya dalam waktu tiga bulan, para santri berhasil memanen sedikitnya 900 kilogram ikan lele dengan omzet mencapai lebih dari Rp16 juta.

Selain menjual lele segar, para santri juga mulai merintis pengolahan produk berbasis ikan lele. Saat ini, mereka mampu memproduksi hingga satu kuintal lele bumbu per bulan dalam kemasan vakum yang dapat bertahan hingga lima bulan.

Baca Juga:  MNEK 2025 di Bali: Latihan Maritim Multinasional yang Jadi Panggung Emas bagi Ekonomi Kreatif Lokal

Dengan skema pemberdayaan ini, santri tidak hanya memperoleh keterampilan wirausaha, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi mandiri yang berkelanjutan di lingkungan pesantren.

Menuju Kemandirian Ekonomi Pesantren

Program ini sejalan dengan visi Baznas dalam memberdayakan kelompok masyarakat yang sebelumnya bergantung pada bantuan, agar mampu menjadi pelaku ekonomi produktif. Jika terus dikembangkan dengan dukungan teknologi dan inovasi pemasaran, bukan tidak mungkin pesantren akan menjadi salah satu pusat ekonomi berbasis komunitas yang berdaya saing tinggi.

Langkah ini menjadi bukti bahwa pesantren tidak hanya sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga sebagai inkubator kewirausahaan yang mampu melahirkan generasi santri mandiri dan berdaya saing. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!