Cinta Berlumur Dendam! Dosen Cantik Tewas di Tangan Polisi Idamannya, Ini Jelasnya
BUNGO | SUARAGLOBAL.COM – Dunia pendidikan di Muaro Bungo mendadak gempar. Aroma asmara, uang, dan luka batin berubah menjadi tragedi keji yang merenggut nyawa seorang dosen cantik. Korban bernama Erni Yuniati (37), Ketua Program Studi S1 Keperawatan di Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio (IAKSS) Muaro Bungo, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di rumahnya, Kecamatan Rimbo Tengah.
Pelakunya bukan orang asing. Ia adalah Bripda Waldi Aldiyat, anggota Propam Polres Tebo yang selama ini dikenal dekat bahkan terlalu dekat dengan sang korban. Hubungan keduanya yang awalnya penuh perhatian ternyata berujung pada drama kelam, penuh tuntutan, hinaan, hingga kematian.
Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono, menjelaskan dugaan motif tragis ini.
“Dari hasil pemeriksaan, korban sering memberi uang kepada pelaku. Namun hubungan keduanya tidak harmonis. Saat terjadi pertengkaran, korban menghina pelaku hingga membuat pelaku tersinggung dan gelap mata,” jelas Natalena, Senin (3/11/25).
Pertengkaran itu bukan pertengkaran biasa. Ucapan korban diduga menohok harga diri pelaku.
“Kamu ini playboy! Aku nggak suka sama kamu kalau kamu itu bukan polisi! Ganteng tidak, kaya juga bukan. Malah sering minta duit ke aku!” ujar korban, meniru keterangan pelaku.
Kalimat itu bagai api yang menyulut bara. Polisi muda itu kemudian berubah dari sosok yang dicintai menjadi eksekutor kejam.
Ditemukan Tak Bernyawa dengan Kondisi Tragis
Korban pertama kali ditemukan oleh temannya yang curiga karena sejak pagi tidak mendapat balasan pesan. Saat masuk melalui pintu belakang yang ternyata tak terkunci, ia dibuat terperanjat.
Erni ditemukan tergeletak di atas kasur hanya mengenakan pakaian dalam, kepala tertutup bantal, kaki diselimuti sarung. Wajah, bahu, dan lehernya penuh lebam tanda penganiayaan. Kepala korban juga mengalami luka parah yang diduga akibat benturan keras.
“Pelaku ini keji dan berhati dingin,” tegas Kapolres Bungo.
“Setelah menghabisi korban, pelaku mengambil mobil Honda Jazz, motor PCX, dan perhiasan korban. Tujuannya untuk mengaburkan motif dan mengalihkan perhatian penyidik.”
Namun petualangan pelaku tak bertahan lama. Dalam waktu kurang dari 1 x 24 jam, polisi berhasil membekuk Bripda Waldi beserta barang bukti.
Masyarakat Terperangah: Cinta Bisa Lebih Berbahaya dari Senjata
Kematian Erni tak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan lingkungan kampus. Warga Muaro Bungo masih tak percaya: seorang aparat penegak hukum justru menjadi pelaku pembunuhan terhadap wanita yang pernah ia cintai.
Kasus ini menjadi pengingat kelam bahwa cinta yang dibumbui uang, ego, dan penghinaan dapat berubah menjadi senjata paling mematikan.
Sementara pelaku kini harus mempertanggungjawabkan tindakannya di balik jeruji besi. (Zin)


Tinggalkan Balasan