Anak Bukan Hanya Objek, Tapi Subjek Bangsa: Pesan Fraksi PKS di HAN 2025
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM — Dalam momentum peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 yang mengusung tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”, Fraksi PKS DPRD Jawa Timur menyampaikan pesan mendalam mengenai peran anak dalam pembangunan bangsa. Ketua Fraksi PKS, Lilik Hendarwati, menegaskan bahwa anak-anak tidak boleh lagi hanya diposisikan sebagai objek perlindungan, melainkan juga sebagai subjek yang memiliki hak untuk didengar dan berpartisipasi.
“Hari Anak Nasional ini bukan hanya seremoni, tapi pengingat bahwa anak-anak adalah bagian penting dari proses pembangunan bangsa. Mereka bukan sekadar penerima kebijakan, tetapi juga pemilik masa depan yang suaranya harus dihargai,” ujar Lilik, legislator dari Dapil I Surabaya, Rabu (23/7/2025).
Sebagai seorang ibu dan wakil rakyat, Lilik menyampaikan keprihatinannya terhadap berbagai tantangan yang masih dihadapi anak-anak saat ini. Mulai dari kekerasan fisik dan psikis, perundungan di sekolah, kecanduan gawai, hingga ketimpangan akses pendidikan dan kesehatan.
Ia menekankan bahwa tumbuh kembang anak tidak cukup hanya dijamin dengan kebutuhan fisik. Anak-anak juga memerlukan lingkungan yang aman, penuh kasih sayang, serta kehadiran aktif dari orang tua dan masyarakat.
“Anak perlu didengar, dibimbing, dan dicontohkan. Rumah tangga harus menjadi ruang tumbuh yang nyaman, bukan tempat yang membebani. Dan negara harus hadir untuk menjamin ruang aman itu tersedia,” tambahnya.
Fraksi PKS di DPRD Jatim, lanjut Lilik, terus mendorong kebijakan yang berpihak pada pemenuhan hak anak melalui dukungan anggaran daerah, khususnya di sektor pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan pemberdayaan komunitas ramah anak.
Namun, ia menegaskan bahwa kerja perlindungan anak tak boleh berhenti di atas kertas. Lilik aktif membangun kemitraan dengan organisasi perangkat daerah (OPD), sekolah, dan komunitas lokal untuk memastikan suara anak-anak turut diperhitungkan dalam kebijakan pembangunan di daerah.
“Anak-anak berhak menyampaikan pendapat, didengarkan kebutuhannya, dan diberi ruang untuk berkembang sesuai potensi mereka. Mereka bukan generasi nanti, mereka adalah generasi sekarang yang perlu dilibatkan sejak dini,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar setiap elemen bangsa — keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat — bekerja bersama menciptakan lingkungan yang adil dan manusiawi bagi tumbuh kembang anak.
“Harapan saya sederhana: jangan jadikan anak-anak sebagai korban sistem yang abai. Mari tumbuhkan mereka dengan cinta, bukan luka,” pungkas Lilik.
Tinggalkan Balasan