Bhabinkamtibmas Berjiwa Ternak: Aipda Agus Ubah Kandang Domba Jadi Sumber Ekonomi Desa
Laporan: Ninis Indrawati
PASURUAN | SUARAGLOBAL.COM — Warga Desa Wonosari, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, selama ini mengenal Aipda Agus Setiya Budi sebagai Bhabinkamtibmas yang ramah, mudah ditemui, dan selalu hadir memberikan pembinaan keamanan. Namun di balik tugas kepolisian yang padat, Agus ternyata menyimpan aktivitas lain yang tak kalah produktif: menjadi peternak domba yang sukses. (2/12/2025)
Kecintaan Agus terhadap dunia peternakan bukan hal baru. Sejak muda, ia terbiasa memelihara hewan di sekitar rumah, mulai dari unggas hingga kambing. Tahun 2009 menjadi langkah awalnya menekuni usaha ternak, namun fokus yang lebih terarah baru dimulai pada 2022 ketika ia memutuskan membesarkan domba secara profesional.
Dengan modal 10 ekor domba betina, Agus menyusun sistem pemeliharaan yang terukur. Ia membangun kandang dengan manajemen yang baik, mempelajari pola reproduksi, serta memastikan nutrisi ternak tercukupi. Dari sinilah usahanya perlahan berkembang.
Kini, kandang domba milik Agus tidak lagi hanya menjadi wadah hobi pribadi. Dengan siklus produksi stabil, setiap tiga bulan sebanyak 10 hingga 15 ekor domba siap dipasarkan. Omzet yang diperoleh pun mencapai puluhan juta rupiah. Bagi Agus, hasil ini lebih dari sekadar keuntungan ekonomi.
“Yang penting usaha ini tidak mengganggu tugas saya sebagai Bhabinkamtibmas,” ujarnya. Untuk menjaga keseimbangan, Agus mempekerjakan beberapa orang terlatih yang bertugas mengelola aktivitas harian di kandang, sementara dirinya tetap fokus memberikan pelayanan, pembinaan, dan pengayoman kepada masyarakat desa.
Meski menjanjikan, dunia peternakan domba tidak lepas dari tantangan. Persaingan yang semakin ketat serta fluktuasi harga menuntut strategi adaptif. Agus pun aktif mengikuti pelatihan, salah satunya Sekolah Lapang Peternakan Terintegrasi yang digelar Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan bekerja sama dengan Universitas Brawijaya. Dari pelatihan ini, ia mempelajari manajemen pakan, kesehatan hewan, dan strategi pemasaran modern.
Kapolsek Gempol, Kompol Giadi Nugraha, mengapresiasi kegigihan bawahannya tersebut. Menurutnya, keberhasilan Aipda Agus menunjukkan bahwa personel Polri mampu memberikan kontribusi lebih luas bagi masyarakat.
“Kemampuan Aipda Agus menyeimbangkan tugas negara dan usaha pribadi patut dijadikan contoh. Ini membuktikan bahwa polisi juga dapat menjadi penggerak ekonomi di lingkungannya,” kata Kompol Giadi.
Kisah Agus Setiya Budi memberikan pesan kuat bahwa profesi apa pun tidak menjadi batas bagi seseorang untuk berkembang dan berkarya. Justru kombinasi antara dedikasi menjaga keamanan dan pemberdayaan ekonomi lokal menciptakan hubungan yang lebih erat antara polisi dan masyarakat. Aipda Agus bukan hanya pengayom, tetapi juga inspirasi bagi warga desa dan rekan seprofesinya. (*)



Tinggalkan Balasan