Diduga Sampaikan Ujaran Kebencian Dalam Acara Keagamaan, Seorang Pemuka Agama Diadukan

Heru saat mengadu di kantor Bawaslu Kota Salatiga, Rabu (27/03/2019). (Foto: dok. Istimewa/ASB)



Salatiga, beritaglobal.net – Mulutmu harimaumu, seperti kata pepatah yang sering terlontar dari orang – orang bijak untuk memberikan batasan kepada kita selalu menjaga tutur kata dalam pergaulan.

Menjelang pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden/Wakil Presiden (Pilpres) pada 17 April 2019 mendatang, masih sering terjadi ‘ketegangan’ antar pendukung masing – masing calon.

Kedamaian dan rasa toleransi masyarakat Kota Salatiga, sedikit ternoda dengan adanya pelaporan dugaan ujaran kebencian yang diduga dilakukan oleh seorang pemuka agama berinisial US, saat memberi tausiyah dalam acara pengajian rutin di RW 05 Togaten, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.

Atas dugaan melakukan ujaran kebencian pada pemerintahan Presiden RI Joko Widodo, warga Togaten bernama Heru Yuwono Jatmiko, warga RT 02 RW 05 Togaten, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga mengadukan dugaan ujaran kebencian tersebut ke Bawaslu Kota Salatiga, Rabu (27/03/2019).

Kepada beritaglobal.net, Rabu (27/03/2019) seusai menyampaikan aduannya ke Bawaslu yang diterima langsung oleh Ketua Bawaslu Kota Salatiga Agung Ari Mursito, diruang kerjanya dengan didampingi dua orang saksi dan juga disaksikan oleh Tim Gakkumdu Kota Salatiga, Heru menunjukkan bukti tanda terima aduannya ke Bawaslu dengan nomor 001/LP/PP/Kota/14.04/III/2019.

Baca Juga:  Danrem 073/Makutarama Dampingi Pangdiv 2 Kostrad Saat Kunjungan di Yonmek 411/Raider Kostrad

“Aduan ini kami sampaikan karena pada tanggal 12 Maret 2019 lalu, yang bersangkutan menyampaikan hal yang tidak patut dengan menjelek – jelekan pemerintahan sekarang, saat mengisi tausiyah pengajian rutin warga di lingkungan RW 05 Togaten,” ungkap Heru.

Selanjutnya disampaikan oleh Heru, “Ujaran yang kami anggap tidak patut dan berpihak dari bapak US adalah bahwa negara kita saat ini tidak karu – karuan, hutangnya banyak, pembangunan tol tidak ada manfaatnya buat kita, masalah tenaga kerja dari Cina berduyun – duyun dengan telah ber e-KTP, dan pernyataan itu disampaikan secara berulang oleh beliau. Menurut saya adalah hal yang tidak sepatutnya menyampaikan hal itu, di acara keagamaan,” ungkap Heru yang dituangkan dalam aduannya.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Kota Salatiga Agung Ari Mursito, saat ditemui beritaglobal.net, setelah menerima aduan Heru, menyampaikan, “Kami sudah menerima laporan dari warga, dan akan kami bahas dengan Tim Gakkumdu yang terdiri dari Kepolisian dan Kejaksaan yang mendampingi setiap adanya aduan dari masyarakat terkait dugaan pelanggaran Pemilu,” kata Agung. 

Baca Juga:  Kapolda Jateng Pimpin Apel Kesiapan Operasi Mantap Praja Candi 2018, di Lapangan Simpanglima Semarang

Diungkapkan lebih lanjut oleh Agung bahwa aduan terkait dugaan ujaran kebencian kepada pemerintahan Jokowi yang dilakukan oleh US saat mengisi acara pengajian rutin seperti disampaikan oleh Heru dalam aduannya pada Jumat (29/03/2019) mendatang.

“Kami akan rapatkan dulu aduan ini di tim Gakkumdu pada Jumat (29/03/2019) mendatang. Selanjutnya akan kami kirimkan surat kepada pelapor untuk melengkapi bukti – bukti, dan untuk tindakan selanjutnya, kami tunggu hasil keputusan rapat Tim Gakkumdu,” tandas Agung.

Sementara itu, adanya issue dugaan ujaran kebencian dalam acara keagamaan, sangat disayangkan oleh Ketua DPRD Kota Salatiga yang juga Ketua DPC PDIP Salatiga, M. Teddy Sulistio, S.E., kepada beritaglobal.net di ruang kerjanya.

“Bila ini benar, saya sangat menyayangkan apa yang telah dilakukan oleh US. Hal ini telah mencederai predikat Kota Salatiga sebagai kota tertoleran se Indonesia,” ungkap Teddy.

Diharapkan oleh Teddy jika apa yang kita usung sebagai toleransi dapat muncul dari hati masing – masing warga Kota Salatiga. “Jadikan perbedaan kota ini yang disebut Indonesia Mini diantara kota lain yang belum dapat predikat kota tertoleran. Jangan karena setelah menerima predikat, kita baru tergopoh – gopoh, kita merasa paling toleran. Selepas itu, semua kembali pada habbit lama,” ungkap Teddy.

Baca Juga:  Kecelakaan Maut di Jalan Raya Gunung Eleh, Dua Nyawa Melayang 

“Menurut saya, kota ini Kota Bhineka Tunggal Ika, bila ditempat – tempat ibadah dan tempat – tempat pertemuan orang beragama kumpul, menjelek – jelekkan orang lain, kan tidak ada bedanya. Jangan – jangan kota ini akan jadi kota tertoleran se Asia Tenggara bila tidak ada Walikota dan DPRD, gelorakan toleransi dari semangat dalam hati,” imbuh Teddy.

“Mari tempatkan toleransi dalam Platform yang benar, kalau perlu kita buatkan satgas toleransi untuk menegakkan toleransi di Salatiga. Agar tidak ada upaya menjelek – jelekkan antar sesama umat beragama, untuk semua agama yang ada di Salatiga,” tegas Teddy.

Hingga berita ini diturunkan, US tidak memberikan tanggapannya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat. (Agus S/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!