Dorong Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan, Wabup Sidoarjo Tinjau TPA Griyo Mulyo
Laporan: Ninis Indrawati
SIDOARJO | SUARAGLOBAL.COM – Wakil Bupati Sidoarjo, Hj. Mimik Idayana, meninjau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Griyo Mulyo di Kecamatan Jabon pada Sabtu (8/3) guna memastikan sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Sidoarjo berjalan optimal. Dalam kunjungan tersebut, ia menegaskan pentingnya penerapan metode yang lebih ramah lingkungan untuk mengatasi permasalahan sampah di daerah tersebut.
Didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo, Bahrul Amig, serta Kepala TPA Jabon, Hajid Arif Hidayat, Wabup Mimik meninjau berbagai tahapan proses pengelolaan sampah di lahan seluas 29 hektare tersebut. Mulai dari pengumpulan, pemilahan, hingga pengolahan sampah, semua aspek menjadi perhatian dalam upaya meningkatkan efektivitas pengelolaan limbah di Sidoarjo.
Dorong Pemilahan Sampah dari Rumah Tangga
Dalam keterangannya, Wabup Mimik menekankan pentingnya upaya konkret agar sampah tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat. Salah satu langkah yang akan diterapkan adalah kebijakan pemisahan sampah sejak dari rumah tangga dengan menyediakan dua kantong plastik sampah per rumah tangga setiap hari.
“Kami ingin pengelolaan sampah di Sidoarjo semakin baik dengan pendekatan yang lebih modern dan berkelanjutan. Salah satunya dengan meningkatkan peran masyarakat dalam pemilahan sampah sejak dari rumah tangga,” ujarnya.
Menurutnya, pemilahan ini akan membantu mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA serta memudahkan proses pengolahan lebih lanjut.
Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan
Kepala DLHK Sidoarjo, Bahrul Amig, mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Salah satu metode yang saat ini diterapkan adalah sistem landfill bertahap, yang bertujuan untuk meminimalkan pencemaran terhadap lingkungan sekitar.
Selain itu, DLHK juga mengembangkan pemanfaatan sampah menjadi sumber energi alternatif. Sampah organik diolah menjadi kompos dan eco-lindi, sementara sampah anorganik dengan nilai kalor tinggi diproses menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
“Kami terus mencari solusi terbaik agar sampah yang masuk ke TPA tidak hanya menumpuk, tetapi juga bisa dimanfaatkan kembali menjadi sesuatu yang bernilai. Dengan konsep pengolahan terpadu, kami berharap dapat mengurangi dampak lingkungan sekaligus mendukung ekonomi sirkular,” jelas Bahrul.
Sinergi Pemerintah, Masyarakat, dan Swasta
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berkomitmen untuk terus berinovasi dalam pengelolaan sampah melalui kebijakan yang lebih efektif dan penerapan teknologi modern. Dengan adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan permasalahan sampah di Sidoarjo dapat tertangani dengan lebih baik.
“Kolaborasi semua pihak sangat penting. Kami ingin membangun kesadaran bersama bahwa sampah bukan sekadar limbah, tetapi juga memiliki potensi besar jika dikelola dengan benar,” tambah Wabup Mimik.
Dengan langkah-langkah konkret ini, diharapkan Kabupaten Sidoarjo dapat menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan sampah berbasis keberlanjutan dan teknologi ramah lingkungan. (*)



Tinggalkan Balasan