Gunungan, Reog, dan Yel-Yel Ramaikan Kirab Budaya, Semangat Gotong Royong Warga Mangunsari Menggema

Laporan: Wahyu Widodo

SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Suasana meriah dan penuh semangat menyelimuti Kelurahan Mangunsari, Kota Salatiga, pada Minggu (25/5/2025), saat ribuan warga tumpah ruah ke jalan dalam perhelatan Kirab Seni dan Budaya. Acara ini digelar dalam rangka memperingati dua momentum penting nasional, yaitu Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional.

Kirab ini diikuti oleh 20 peserta, terdiri dari 16 Rukun Warga (RW) di lingkungan Kelurahan Mangunsari, Kelompok Tani “Gotong Royong” RW 1 Cabean, serta tiga grup Reog andalan Mangunsari, yaitu:

Kridho Manggolo Utomo dari RW 7 Banjaran, Krido Laras Muda dari RW 2 Klaseman, dan Jaran Gong Turonggo Mudo dari RW 8 Tegalsari.

Baca Juga:  Kecelakaan Tragis di Sampang: Minibus Hantam Truk Fuso, Dua Korban Alami Luka Serius

Pantauan di lapangan menunjukkan kirab dimulai dari depan Masjid As Syukur, lalu melintasi rute padat warga yakni Jalan Sentono, Jalan Merak, Jalan Merpati, dan berakhir meriah di Lapangan Voli RT 05 RW 09. Sejak pagi, warga sudah memadati sisi jalan untuk menyambut peserta kirab yang tampil dengan kostum warna-warni dan penuh kreativitas.

Sorotan utama kirab datang dari penampilan Kelompok Tani “Gotong Royong”, yang membuka parade dengan membawa gunungan hasil bumi. Gunungan yang menggambarkan kemakmuran dan semangat gotong royong tersebut secara simbolis diserahkan kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Salatiga, Yayat Nurhayat, yang hadir mewakili Wali Kota. Tak hanya seremonial, gunungan itu kemudian dibagikan langsung kepada masyarakat sebagai bentuk berkah bersama.

Baca Juga:  Polda Jatim Tegaskan Perang Melawan Perjudian, Jaga Kamtibmas dan Imbau Kesederhanaan di Tahun Baru 2025

Sepanjang acara, beragam aksi panggung turut mewarnai perayaan. Mulai dari atraksi reog, tarian tradisional, parade kostum adat, hingga adu yel-yel antar RW yang memicu semangat dan tawa warga. Acara ini tidak hanya menghibur, tapi juga menghidupkan semangat kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat Mangunsari.

Dalam sambutannya, Yayat Nurhayat menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat yang terlibat.

“Mudah-mudahan kita semua bisa guyub bersama walaupun berbeda-beda; beda kostumnya, beda gunungannya, dan beda penampilannya. Teruslah nguri-uri budaya ini,” pesannya kepada Lurah dan warga Mangunsari.

Baca Juga:  “Setetes Darah untuk Negeri”: Polresta Sidoarjo Gelar Donor Darah Sambut Hari Bhayangkara ke-79

Warga pun menyambut acara ini dengan antusias. Salah satunya adalah Nanto, warga setempat, yang mengaku baru pertama kali melihat acara dengan skala dan kemeriahan seperti ini.

“Semoga acara seperti ini berkelanjutan, untuk melestarikan budaya lokal kita,” ujarnya.

Kirab Seni dan Budaya Mangunsari tahun ini bukan sekadar hiburan, tapi juga menjadi simbol kekuatan gotong royong, cinta budaya, dan semangat kebangkitan kolektif. Dengan semangat itu, Mangunsari memberikan teladan bagaimana masyarakat dapat menjaga jati diri budaya di tengah era modernisasi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!