Hapus Syarat Jumlah Murid dan Alamat, PIP hingga Dana Perbaikan Sekolah Harus Lebih Merata
JAKARTA | SUARAGLOBAL.COM – Desakan untuk menghapus sejumlah aturan yang dinilai menghambat penyaluran bantuan pendidikan semakin menguat. Masyarakat menyoroti syarat administratif dalam Program Indonesia Pintar (PIP) serta pencairan dana perbaikan sekolah yang dianggap tidak adil. Aspirasi ini disampaikan langsung kepada Anggota DPR RI Komisi X Fraksi PKS, Reni Astuti, S.Si., M.PSDM.
Sejumlah warga menilai, syarat jumlah murid maupun kesesuaian alamat dalam Kartu Keluarga (KK) dengan alamat sekolah sering menjadi batu sandungan. Akibatnya, anak-anak yang sebenarnya berhak kerap gagal menerima bantuan.
“Sekolah di mana saja, PIP tetap ada. Jangan sampai bantuan gagal cair hanya karena persoalan administrasi alamat. Yang terpenting, anak tetap sekolah dan membutuhkan bantuan,” ujar perwakilan masyarakat, Arnina Risnidar.
Sekolah Kecil Terpinggirkan
Persoalan serupa juga dialami sekolah-sekolah kecil di berbagai daerah, terutama terkait dana perbaikan bangunan. Banyak sekolah yang sudah mengajukan proposal berkali-kali, namun tidak mendapatkan bantuan karena jumlah murid dianggap tidak memenuhi syarat.
Kasus nyata terjadi di sebuah SD Negeri di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Sekolah tersebut sudah tiga kali mengajukan proposal perbaikan gedung yang rusak parah, namun hingga kini belum juga terealisasi.
“Gedung DPR RI megah dengan kursi empuk walau hanya diduduki satu orang. Sementara sekolah, muridnya harus ramai dulu sebelum bisa duduk nyaman di bangku layak. Ini ketidakadilan pendidikan,” tegas Arnina.
Desakan Perubahan Kebijakan
Masyarakat pun menyuarakan dua tuntutan utama kepada DPR RI Komisi X:
1. Revisi aturan PIP agar penyaluran bantuan didasarkan pada kebutuhan siswa, bukan sekadar kelengkapan administrasi.
2. Perubahan kriteria bantuan perbaikan sekolah agar fokus pada kondisi fisik bangunan, bukan jumlah murid.
Menurut mereka, pendidikan layak adalah hak seluruh anak Indonesia, baik di kota besar maupun pelosok terpencil.
“Sekolah kecil bukan berarti mimpi kecil. Pendidikan setara harus dimulai sekarang, jangan tunggu murid banyak dulu,” tambah Arnina.
Harapan untuk Keadilan Pendidikan
Desakan ini diharapkan menjadi perhatian serius pemerintah dan DPR, sehingga kebijakan pendidikan benar-benar berpihak kepada anak-anak Indonesia. Dengan aturan yang lebih adil, setiap siswa di seluruh pelosok tanah air dapat belajar dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan bermartabat. (NI)
Tinggalkan Balasan