Lahan Pertanian Malang Menyusut, Puguh Wiji Dorong Pertanian Vertikal dan Hidroponik

Laporan: Ninis Indrawati

MALANG | SUARAGLOBAL.COM – Penyusutan lahan pertanian di Kota Malang menjadi sorotan tajam Anggota DPRD Jawa Timur, Puguh Wiji Pamungkas. Dalam agenda panen raya padi yang digelar di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, pada Senin (7/4/2025), Puguh menyoroti data yang menunjukkan luas lahan produktif di Kota Malang kini hanya tersisa sekitar 985 hektare.

“Dari data yang ada, lahan pertanian kita terus berkurang setiap tahunnya. Ini tantangan nyata bagi ketahanan pangan kota,” ujar Puguh, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jatim, (11/04/25).

Baca Juga:  Strategi Ketat Polrestabes Surabaya: Penyekatan di 12 Titik Strategis Amankan Malam Tahun Baru 2025

Ia menyampaikan keprihatinan terhadap dampak urbanisasi dan alih fungsi lahan yang terus terjadi, sehingga mempersempit ruang bagi pertanian. Menyikapi hal tersebut, Puguh menawarkan pendekatan inovatif sebagai solusi jangka panjang.

“Pertanian vertikal bisa memanfaatkan ruang secara vertikal, sementara hidroponik memungkinkan menanam tanpa lahan tanah yang luas. Keduanya sangat cocok untuk kota seperti Malang,” jelasnya.

Menurutnya, kedua metode tersebut sudah terbukti efektif di berbagai kota besar yang menghadapi keterbatasan lahan, dan kini saatnya Malang mengikuti jejak serupa. Selain solusi teknis, ia juga menggarisbawahi pentingnya pendampingan kepada para petani dalam proses transformasi menuju pertanian modern.

Baca Juga:  Estafet Kepemimpinan Bergulir: Kanwil Ditjenpas Jateng Segarkan 13 Kepala UPT Baru

“Petani harus diberi pendampingan agar mampu beradaptasi dengan teknologi baru. Pemerintah daerah perlu bekerja sama dengan akademisi dan praktisi pertanian untuk memberikan pelatihan yang berkelanjutan,” terang Puguh.

Ia juga menekankan bahwa penerapan inovasi tidak boleh mengesampingkan aspek keberlanjutan lingkungan. “Setiap langkah teknologi harus tetap ramah lingkungan. Kita ingin pertanian maju, tapi tetap menjaga kelestarian ekosistem,” ujarnya.

Selain inovasi dan pelatihan, Puguh menyoroti pentingnya dukungan kebijakan dari pemerintah daerah. Menurutnya, bantuan alat pertanian modern, sistem distribusi hasil tani, hingga pembentukan pasar lokal akan memperkuat sektor pertanian kota.

Baca Juga:  Pemkab Sidoarjo Percepat Perbaikan Jalan Menjelang Lebaran, Gandeng ITS untuk Pemetaan Infrastruktur

“Kalau kita serius dan bekerja sama, bukan tidak mungkin Malang jadi contoh kota yang berhasil kembangkan pertanian modern di tengah keterbatasan,” pungkasnya.

Pernyataan Puguh menjadi alarm sekaligus ajakan bagi seluruh pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat, untuk bersama-sama menjaga keberlanjutan pangan di Kota Malang dengan pendekatan yang adaptif dan inovatif. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!