Lingkaran Sakral di Tengah – Tengah Kampung Adat Waerebo
![]() |
Suasana Kampung Adat Waerebo dengan lingkaran sakral sebagai tempat penyelenggaraan upacara adat di depan rumah Gendang. (Foto: dok. pribadi/Fi) |
Flores, beritaglobal.net – Indonesia memiliki berjuta tata cara adat diantara ratusan suku yang tersebar di seluruh ribuan pulau – pulaunya. Masih banyak kampung adat yang memegang teguh warisan tradisi leluhur hingga saat ini, seperti salah satunya Waerebo.
Beritaglobaldotnet Travel, sedikit mengulas indahnya alam Pulau Flores dan keunikan Kampung Adat Waerebo, sebagai bagian dari khasanah keindahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Waerebo, desa adat terpencil di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Terletak di ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut, kampung adat Waerebo terdiri dari 6 rumah asli ditambah 2 rumah untuk guest house dengan model sama rumah asli.
Keunikan rumah di Kampung Adat Waerebo, di setiap rumah asli ada 5 lantai. Lantai pertama untuk ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar tiap kepala keluarga. Lantai kedua untuk simpan hasil panen, lantai ke tiga untuk bahab makanan, lantai ke empat untuk menyimpan benih dan lantai ke lima digunakan khusus untuk sesaji leluhur.
![]() |
Susana di dalam guest house Kampung Adat Waerebo, dimana semua tamu bermalam selama berwisata di Waerebo. (Foto: dok. istimewa/Ik) |
Diantara 6 rumah asli, terdapat 1 rumah Gendang atau rumah adat, diisi oleh 8 keluarga dengan 8 tungku arang di dapur, untuk memasak masing – masing keluarga. Rumah adat ini juga difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan alat – alat musik yang digunakan dalam setiap upacara adat. Sementara itu 5 rumah asli lainnya, diisi oleh masing – masing 6 keluarga.
![]() |
Tungku arang, tempat masak di rumah Gendang Kampung Adat Waerebo. (Foto: dok. istimewa/Ik) |
Ada hal khusus yang harus di perhatikan traveler, saat Anda tiba di Kampung Adat Waerebo. Jangan sesekali menginjak lingkaran di tengah kampung, depan rumah Gendang. “Lingkaran itu tidak boleh diinjak karena disakralkan,” ungkap Fi, salah satu traveler asal Kota Semarang kepada Beritaglobaldotnet Travel, belum lama ini.
Bagi traveler yang penasaran dengan asrinya alam dan kesakralan adat di Kampung Waerebo, perjalanan darat sekitar 4 jam dari Kota Labuan Bajo menuju pos terakhir, ditambah 2 jam berjalan kaki sebelum memasuki desa, akan terbayar lunas, saat menghirup udara pagi di Kampung Waerebo.
![]() |
Kondisi jalan setapak menuju ke Kampung Adat Waerebo. (Foto: dok. istimewa/Ik) |
“Well…jangan lupa untuk perhatikan hal ini sebelum masuk ke Kampung Adat Waerebo,” pesan Ari (tour guide).
“Pertama, sebelum masuk kampung, ada pos yang kita harus tabuhkan bunyi sebagai tanda kita tamu minta masuk. Kedua, tidak boleh foto atau lakukan apa pun sebelum masuk dan ijin ke rumah Gendang dengan upacara sederhana,” imbuhnya.
![]() |
Papan pengumuman berisi 7 Pesan Masyarakat Waerebo untuk menjaga kelestarian alam dan penghormatan adat setempat. |
Selain itu, kearifan lokal harus di pegang teguh bagi semua wisatawan, ganti baju harus di kamar mandi, tidak boleh merokok, tidak boleh teriak – teriak, sampah anorganik harus dibawa keluar kampung, tidak boleh berciuman di depan umum, meskipun suami istri.
Kuatnya warga Kampung Adat Waerebo menjaga tradisi leluhur, telah terpampang dalam papan berisi 7 Pesan Masyarakat Waerebo, di saat wisatawan akan memasuki kampung dan membunyikan tanda akan masuk ke kampung.
Selain, Waerebo…Beritaglobaldotnet Travel masih banyak memiliki cerita unik, kekayaan adat Nusantara. (Oky/Red)
Tinggalkan Balasan