Membaca Pikiran Lewat Sinyal Otak: Inovasi EEG Karya Alumni ITS Buka Era Baru Visualisasi Ingatan
Laporan: Bagas
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Terobosan luar biasa kembali lahir dari dunia akademik Indonesia. Felix Anthony, alumnus berprestasi dari Departemen Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, berhasil mengembangkan sebuah inovasi teknologi berbasis Electroencephalography (EEG) yang mampu menciptakan visualisasi dari ingatan otak manusia. Inovasi ini diyakini akan membuka cakrawala baru dalam riset neurologi dan memiliki potensi luas dalam penerapan di berbagai bidang, mulai dari kesehatan mental hingga forensik.
Felix menjelaskan bahwa teknologi ini bekerja dengan merekam aktivitas otak manusia melalui sinyal EEG, yang kemudian diolah menjadi representasi visual dari apa yang sedang dipikirkan atau dibayangkan oleh seseorang. Prosesnya dimulai dengan pengumpulan sinyal EEG dari subjek yang kemudian melewati tahap pemrosesan awal seperti noise filtering dan artifact removal untuk meminimalkan gangguan yang tidak relevan dari data mentah.
“Langkah berikutnya adalah menghubungkan sinyal tersebut dengan objek visual melalui model deep learning. Model ini dilatih untuk mengenali pola-pola tertentu dalam sinyal EEG yang berasosiasi dengan objek atau bentuk visual tertentu dalam pikiran,” terang Felix pada Selasa (6/5/2025).
Hasil akhirnya adalah gambar yang secara akurat merepresentasikan apa yang dibayangkan oleh seseorang, memberikan peluang baru bagi para peneliti untuk memahami isi pikiran manusia tanpa perlu komunikasi verbal atau visual konvensional. Teknologi ini juga menjanjikan manfaat besar bagi dunia medis, seperti dalam terapi pasien dengan gangguan komunikasi, serta dalam bidang forensik untuk investigasi berbasis jejak ingatan.
Meski begitu, Felix tak menampik bahwa masih terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait kebutuhan akan perangkat keras EEG yang lebih kompatibel dan efisien dalam memproses data berkapasitas tinggi. “Diperlukan dukungan teknologi yang mumpuni untuk menangkap dan memproses data EEG secara real-time dengan akurasi tinggi,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa pengembangan teknologi ini selaras dengan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya poin ke-9 yang menitikberatkan pada pembangunan industri, inovasi, dan infrastruktur. Felix berharap kolaborasi lintas sektor antara akademisi, industri, dan pemerintah dapat mempercepat pengembangan dan pemanfaatan teknologi ini secara luas.
“Inovasi ini bukan hanya tentang teknologi, tapi tentang bagaimana kita menciptakan solusi yang dapat memberikan manfaat nyata bagi kehidupan manusia,” tutupnya dengan optimisme.
Dengan pencapaian ini, Indonesia kembali menunjukkan kapasitasnya dalam menghasilkan inovasi berkelas dunia, menjadikan ITS sebagai salah satu pusat riset yang berpotensi besar dalam bidang teknologi kognitif dan neuroscience. (*)
Tinggalkan Balasan