Merajut Keberagaman, Menjaga Tanah Air: Rakernas PCTA Indonesia di Jombang Gaungkan Toleransi dan Persatuan Bangsa
Laporan: Ninis Indrawati
JOMBANG | SUARAGLOBAL.COM — Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air (PCTA) Indonesia menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dengan mengusung semangat kebangsaan, persatuan, dan toleransi. Bertempat di Hotel Yusro, Jombang, Jawa Timur, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan kebhinekaan di tengah masyarakat yang majemuk, (31/05/2/).
Acara yang berlangsung khidmat dan sarat makna ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, termasuk tokoh lintas agama, tokoh nasional, budayawan, veteran, purnawirawan, serta masyarakat umum. Kegiatan dibuka dengan doa lintas agama yang dipimpin oleh empat tokoh agama berbeda, mencerminkan semangat inklusif dan toleran yang menjadi napas perjuangan PCTA Indonesia.
Setelah itu, peserta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya secara lengkap dalam tiga stanza, dilanjutkan dengan pembacaan Sumpah Jatidiri Bangsa sebagai bentuk komitmen bersama terhadap nilai-nilai kebangsaan. Momen haru terjadi ketika panitia menyerahkan santunan kepada sejumlah anak yatim sebagai wujud kepedulian sosial yang menjadi bagian tak terpisahkan dari visi organisasi.
Pendiri sekaligus penggagas PCTA Indonesia, Romo Kiai Moch Muchtar Mu’thi, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjadikan organisasi sebagai ruang yang menumbuhkan cinta tanah air secara nyata. Ia memperkenalkan Panca Harapan sebagai pedoman arah gerak perjuangan PCTA ke depan.
“Organisasi ini harus memberi manfaat nyata bagi bangsa. Bukan hanya sekadar wacana, tetapi harus menjunjung kebenaran, menghargai perbedaan, bersikap rendah hati, dan mampu bertahan menjangkau generasi masa depan,” ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.
Romo Kiai juga menegaskan bahwa PCTA Indonesia berakar kuat pada nilai-nilai luhur Pancasila. Ia menyampaikan bahwa keimanan dan kemanusiaan merupakan fondasi utama, disertai semangat persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial yang menjadi ruh organisasi.
Dalam kesempatan tersebut, Romo Kiai membagikan pengalaman spiritualnya ketika mengunjungi Candi Borobudur dua tahun lalu. Ia menyoroti filosofi pohon Budhi di kawasan candi sebagai simbol pentingnya budi pekerti dalam kehidupan berbangsa.
“Orang yang menyerang Candi Borobudur adalah mereka yang kehilangan rasa kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menumbuhkan cinta dan rasa bangga terhadap tanah air. Jangan jadikan perbedaan sebagai bahan permusuhan, tapi dasar untuk saling memahami dan mendukung,” tegasnya penuh semangat.
Rakernas PCTA Indonesia 2025 ini tidak hanya menjadi forum internal organisasi, tetapi juga menjadi wadah strategis untuk menyusun program-program kerja yang berdampak nyata bagi masyarakat. Dengan melibatkan berbagai elemen bangsa, Rakernas ini menjadi simbol kuat persatuan dan semangat gotong royong.
PCTA Indonesia berkomitmen untuk terus menjadi penggerak nilai-nilai persatuan, toleransi, dan cinta tanah air di tengah keberagaman Indonesia. Di tengah derasnya arus perpecahan dan intoleransi, kehadiran PCTA diharapkan menjadi suluh yang menerangi jalan menuju bangsa yang lebih damai, adil, dan manusiawi. (*)
Tinggalkan Balasan