Momentum Idul Adha, Rutan Surabaya Bangun Karakter Warga Binaan Lewat Pembinaan Rohani
Laporan: Ninis Indrawati
SIDOARJO | SUARAGLOBAL.COM — Perayaan Idul Adha 1446 Hijriah di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Surabaya tidak hanya menjadi ritual keagamaan tahunan, tetapi juga sarana penting dalam pembinaan karakter dan spiritualitas warga binaan. Bertempat di Masjid At-Taubah, ratusan warga binaan pemasyarakatan (WBP) dengan khidmat melaksanakan salat Idul Adha pada Jumat pagi (6/6/25), sebagai bagian dari rangkaian kegiatan keagamaan yang digelar rutin oleh pihak rutan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Ditjenpas Jawa Timur, Kadiyono, yang menyampaikan pesan-pesan pembinaan kepada para warga binaan. Dalam sambutannya, Kadiyono menekankan bahwa nilai-nilai Idul Adha—seperti keikhlasan, pengorbanan, dan ketaatan—merupakan pondasi penting dalam pembentukan karakter yang lebih baik.
“Idul Adha mengajarkan kepada kita tentang pentingnya mengorbankan ego dan kesalahan masa lalu. Ini adalah saat yang tepat untuk para WBP merenung dan berkomitmen memperbaiki diri,” ujar Kadiyono.
Ia menambahkan bahwa pembinaan rohani merupakan salah satu elemen utama dalam sistem pemasyarakatan yang bertujuan mengubah pola pikir dan perilaku warga binaan secara menyeluruh.
Kepala Rutan Kelas I Surabaya, Tomi Elyus, turut mendampingi jalannya kegiatan. Ia menyampaikan bahwa Rutan Surabaya terus mendorong pelaksanaan program pembinaan kepribadian berbasis agama, yang diyakini mampu membentuk warga binaan menjadi pribadi yang lebih sabar, bertanggung jawab, dan beretika.
“Melalui pendekatan spiritual, kami berupaya menanamkan kesadaran baru dalam diri warga binaan. Mereka tidak hanya dihukum, tetapi juga dibimbing untuk tumbuh dan berubah,” jelas Tomi.
Usai salat, kegiatan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban, yang dagingnya dibagikan secara adil kepada warga binaan. Prosesi ini bukan hanya simbol pengorbanan, tetapi juga bentuk pendidikan moral dan sosial tentang pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama.
Dengan mengangkat nilai-nilai luhur dari peristiwa Idul Adha, Rutan Surabaya menegaskan komitmennya untuk menjadikan setiap momentum keagamaan sebagai bagian dari pembinaan holistik—tidak hanya fisik dan disiplin, tetapi juga mental dan spiritual.
“Harapan kami, para warga binaan dapat menjalani masa pidana bukan sekadar sebagai hukuman, tetapi sebagai proses perubahan menuju kehidupan yang lebih bermakna dan bertanggung jawab,” pungkas Kadiyono. (*)
Tinggalkan Balasan