PETI di Bolaang Mongondow Longsor, BNPB : 26 Korban Berhasil Dievakuasi, 7 Orang Meninggal Dunia dan 19 Orang Selamat

Jalannya evakuasi korban longsor PETI di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Kamis (28/02/2019). (Foto: Dok. BNPB)

Bolaang Mongondow, beritaglobal.net – Tanah longsor di areal Penambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, pada Rabu (26/02/2019) lalu, sekira pukul 21.00 WITA.

Dalam release Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (26/02/2019), kronologi awal peristiwa nahas terjadi pada saat puluhan orang sedang menambang emas dilokasi tersebut tiba – tiba tiang dan papan penyangga lubang galian patah akibat kondisi tanah yang labil dan banyaknya lubang galian tambang.

Baca Juga:  Pencopet Nekat Lompat dari Angkot dan Kabur ke Sungai: Drama Kejar-Kejaran Berakhir Di Kantor Polisi

Dalam cuitan di akun tweeternya, Sutopo menyampaikan, pada Rabu (27/02/2019), sekira pukul 14.30 WITA, dampak longsor penambangan emas tanpa ijin di Bolaang Mongondow, Sulut: 17 korban berhasil dievakuasi dimana 3 orang meninggal dan 14 orang selamat. Diperkirakan 43 orang masih tertimbun longsor. Evakuasi terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.

Disebutkan Sutopo dalam releasenya tim SAR Gabungan yang terlibat evakuasi adalah TRC BPBD Kabupaten Bolmong, Basarnas Pos SAR Kotamobagu, Polres Kotamobagu, Polsek Lolayan, Koramil Lolayan, PMI, Rescue JRBM, dan masyarakat setempat serta penambang yang ada dilokasi.

Hingga Kamis (28/02/2019), disampaikan Sutopo dalam release tertulisnya kepada beritaglobal.net, tim SAR gabungan hingga pukul 18.00 WITA, berhasil mengevakuasi sebanyak 26 korban, dimana 7 orang meninggal dunia dan 19 orang selamat.

Baca Juga:  Kemeriahan Welcome Dinner ICAS ke-13: Kota Surabaya Pamerkan Budaya dan Wisata Unik di Balai Kota

“Korban yang sempat dinyatakan selamat saat dievakuasi dengan cara diamputasi atas nama Teddy Mokodompit, warga Kotamobagu akhirnya meninggal dunia. Korban terpaksa diamputasi kakinya karena tertimbun batu besar. Jika batu disingkirkan dikhawatirkan lubang tambang makin runtuh karena batu tersebut menahan bagian atas lubang,” ungkap Sutopo.

Saat ini Tim SAR gabungan sedang melakukan rapat koordinasi dipimpin langsung Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas untuk mengambil langkah – langkah yang akan ditempuh dalam operasi SAR lanjutan besok. Ada kemungkinan untuk menggunakan alat berat tetapi masih dikoordinasikan juga dengan pihak keluarga. Mengingat sudah memasuki hari ketiga dan diduga banyak korban meninggal dunia yang belum dievakuasi  akan berdampak pada kesehatan Tim SAR Gabungan apabila masih menggunakan cara manual. Kondisi medan memang cukup berat karena di lereng dengan kemiringan cukup terjal.

Baca Juga:  Mega Merger Bank Syariah Indonesia: Kepemimpinan dan Tantangan di Era Pandemi

Hari ini Bupati Bolaang Mongondow dan Walikota Kotamobagu beserta pimpinan SKPD lainnya memantau langsung proses evakuasi korban. Lebih dari 200 personil tim SAR gabungan diturunkan dalam evakuasi hari Kamis (28/02/2019), terdiri dari Basarnas Manado, Basarnas Gorontalo, Pos AL Bolaang Mongondow, BPBD Polres Kotamobagu, Kodim 1303 Bolmong, PMI, Kompi Brimob, Satpol PP, Yon Armed Bogani, relawan dan masyarakat. (Khamim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!