Ratusan Warga Jawa Tengah ‘Ngulik Jamu’: Kemenkes dan Komisi IX Dorong Tradisi Lokal Jadi Penopang Kesehatan Modern

Laporan: Wahyu Widodo

KAB SEMARANG | SUARAGLOBAL.COM — Semangat mengulik kekayaan lokal terlihat kuat pada ratusan warga Jawa Tengah yang mengikuti edukasi pembuatan dan penggunaan jamu yang aman, bermutu, dan bermanfaat. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu (22/11/25) di Kampoeng Banyumili, Salatiga–Muncul Km 3, Bandungan, Tuntang, Kabupaten Semarang, dan menjadi ruang pembelajaran bersama untuk kembali menghidupkan tradisi herbal Indonesia.

Acara dibuka resmi oleh Elza Gustanzi, S.H., M.Si., Ketua Tim Kerja Pengendalian Harga dan Pemantauan Pasar Obat. Dalam sambutannya, Elza menegaskan bahwa jamu kini telah menjadi bagian dari warisan dunia yang mendapat pengakuan UNESCO, sehingga pemahaman dan pemanfaatannya harus semakin diperluas.

“Kita patut bersyukur memiliki beragam flora dan fauna yang dapat dijadikan obat alami. Semoga kita dapat memanfaatkannya dengan mempelajari cara pembuatan dan penggunaannya,” ujar Elza.

Baca Juga:  Dukungan Terhadap Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi Memuncak dari Berbagai Kalangan di Wonogiri

Kemenkes dan Komisi IX Dorong Penggunaan Jamu Aman & Terstandar

Kegiatan ini merupakan program edukasi dari Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Anggota Komisi IX DPR RI, yang digelar oleh Direktorat Produksi dan Distribusi Farmasi, Ditjen Farmasi dan Alat Kesehatan.

Hadir sebagai narasumber:

Dr. H. Muhammad Haris, M.Si. — Anggota Komisi IX DPR RI

Dian Rahayu Setianingsih, S.Si., Apt. — Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI

Dalam pemaparannya, Muhammad Haris menyampaikan bahwa Komisi IX memiliki tugas memastikan kemitraan yang kuat dengan Kemenkes, termasuk dalam mendorong penggunaan jamu sebagai obat pendamping yang aman dan bermanfaat.

3 Aspek Mutu Jamu: Aman, Bermutu, Bermanfaat

Baca Juga:  Aksi Pencurian Kotak Amal Dini Hari: Pemuda Surabaya Digerebek Warga Saat Mencongkel di Mushola, Akhirnya Berurusan Dengan Polisi

Narasumber dari Kemenkes, Dian Rahayu Setianingsih, menegaskan bahwa jamu tidak menggantikan obat medis, namun berfungsi sebagai obat pendamping dan harus memenuhi tiga aspek penting:

1. Aman

Digunakan secara turun-temurun

Berbahan tumbuhan obat

Tidak mengandung Bahan Kimia Obat (BKO)

2. Bermutu

Diolah dengan cara pembuatan yang baik

Layak konsumsi, tidak mengendap atau rusak

3. Bermanfaat

Dipakai secara teratur sesuai tujuan

Efek penyembuhan bersifat empiris, tidak instan

“Efek jamu bukan cespleng langsung, tapi membutuhkan penggunaan rutin dan sesuai kebutuhan,” jelas Dian.

Langkah-Langkah Pembuatan Jamu Segar

Dian juga memberikan panduan teknis pembuatan jamu segar yang benar, mulai dari pemilihan bahan hingga penyimpanan:

1. Pilih bahan baku yang baik dan sesuai.

Baca Juga:  Polres Pasuruan Tanamkan Nilai Anti-Tawuran, Siswa SMKN 1 Bangil Diajak Jadi Agen Perdamaian

2. Sortir dan kupas bila diperlukan.

3. Cuci menggunakan air mengalir.

4. Tumbuk, parut, atau blender.

5. Gunakan air matang atau proses perebusan.

6. Simpan dalam wadah kaca agar lebih higienis dan bertahan lebih lama.

Panduan ini disambut antusias oleh peserta yang langsung mempraktikkan proses pembuatan jamu sederhana.

Antusiasme Warga: Bukti Jamu Tetap Melekat dalam Budaya

Kegiatan edukasi ini mendapat respons positif dari warga yang ingin lebih memahami khasiat jamu, sekaligus memastikan penggunaan herbal dilakukan secara benar dan aman. Tradisi lokal yang diwariskan turun-temurun ini dinilai semakin relevan dalam upaya menjaga kesehatan keluarga secara alami.

Acara ditutup dengan harapan bahwa pengetahuan yang didapat dapat diterapkan dan disebarluaskan kepada masyarakat luas. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!