Salatiga 6 Jam Menari”: 183 Penari Meriahkan Hari Jadi ke-1275, Irama Budaya Pemersatu Kota
Laporan: Wahyu Widodo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Ratusan penari dari berbagai usia menari dalam satu irama penuh semangat untuk memperingati Hari Jadi ke-1275 Kota Salatiga dalam ajang bertajuk Salatiga 6 Jam Menari (Salam Jari). Kegiatan penuh warna tersebut berlangsung meriah pada Minggu (20/7/25) di Pendopo Bung Karno, kompleks Kantor DPRD Kota Salatiga.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi apik antara Dewan Kesenian Salatiga (DKS), Pemerintah Kota Salatiga, dan DPRD Kota Salatiga. Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta sejumlah tokoh kebudayaan dan seniman lokal yang turut memberikan dukungan.
Ketua DKS Wido Muwardi dalam sambutannya mengungkapkan bahwa sebanyak 34 tarian ditampilkan oleh 183 penari, yang terdiri dari anak-anak usia dini hingga kalangan dewasa. Ia menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan ini, namun juga memohon maaf karena keterbatasan kapasitas penyelenggaraan yang belum bisa melibatkan lebih banyak penari lokal.
“Saya berharap kegiatan ini bisa menjadi momentum sekaligus impian bersama bagi seluruh pelaku seni di Kota Salatiga. Semoga semakin banyak ruang bagi seniman kita untuk tampil dan dihargai,” ujar Wido dengan penuh harap.
Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit, memberikan sambutan hangat dengan menggarisbawahi pentingnya pelestarian budaya sebagai fondasi identitas masyarakat. Menurutnya, budaya bukan hanya milik masa lalu (biyen), tetapi juga bagian dari masa depan (beyond).
“Budaya adalah jati diri. Melestarikan budaya berarti memahami siapa kita — dulu, sekarang, dan akan datang,” tegasnya. Ia juga mengapresiasi DKS karena telah memberikan panggung bagi anak-anak dan generasi muda Salatiga untuk menemukan jati diri melalui seni.
Sementara itu, Wali Kota Salatiga yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengapresiasi penyelenggaraan Salam Jari sebagai bentuk selebrasi yang bukan hanya bersifat seremonial, tetapi juga sarat makna.
“Hari Jadi Salatiga kali ini dirayakan bukan sekadar angka, tapi melalui gerak, irama, dan ekspresi budaya. Ini menunjukkan bahwa Salatiga adalah kota yang dinamis, penuh energi, dan tidak pernah berhenti bergerak maju,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengajak masyarakat untuk menjadikan kegiatan ini sebagai pemicu semangat untuk terus merawat budaya lokal, membuka ruang bagi kreativitas, dan mempererat rasa persaudaraan antarwarga.
“Semoga energi positif dari Salatiga 6 Jam Menari menginspirasi kita semua untuk terus berkarya dan berkontribusi demi kemajuan kota tercinta,” pungkasnya.
Salam Jari menjadi simbol guyub rukun warga Salatiga dalam melestarikan budaya dan menggambarkan semangat kolektif untuk terus menciptakan ruang ekspresi seni yang terbuka bagi siapa saja. Gerak langkah kaki, gemulai tangan, dan hentakan musik tradisional menjadi bahasa universal yang menyatukan, sekaligus menghidupkan semangat hari jadi Kota Salatiga. (*)
Tinggalkan Balasan