Santri di Balik Jeruji: Rutan Salatiga Hadirkan Kelas Khusus WBP, Gandeng Singkong D9 untuk Pembinaan Agama dan Wirausaha
Laporan: Wahyu Widodo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salatiga kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan pembinaan holistik bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Melalui program sinergi bersama pelaku usaha lokal, Singkong Keju D9, Rutan Salatiga akan menghadirkan sebuah terobosan baru berupa kelas santri khusus bagi para WBP.
Langkah inovatif ini diumumkan dalam rangkaian kegiatan Bimbingan Kemandirian dan Kepribadian Keliling yang diselenggarakan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Semarang di lokasi usaha Singkong Keju D9, Salatiga, Selasa (22/07/2025).
Kepala Rutan Salatiga, Anton Adi Ristanto, menyampaikan bahwa program pembinaan kerohanian selama ini menjadi andalan dalam membentuk karakter WBP. Namun, kini Rutan Salatiga menaikkan levelnya dengan membentuk kelas khusus santri untuk menguatkan nilai-nilai religius dan moral para warga binaan.
“Kami akan siapkan satu kamar khusus sebagai kelas santri, agar mereka bisa lebih fokus belajar agama, terutama bagi yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Ini bukan hanya soal ilmu, tapi juga ikhtiar untuk mengurangi pengulangan tindak pidana dan memberikan bekal akhirat,” jelas Anton.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa program ini sejalan dengan amanat Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan serta motto Dirjen Pemasyarakatan: “Pemasyarakatan PASTI Bermanfaat Untuk Masyarakat.”
Tak hanya sebatas pendidikan agama, kolaborasi ini juga menjangkau aspek pemberdayaan ekonomi pasca-pembebasan. Pemilik Singkong Keju D9, Haji Hardadi, menyatakan dukungan penuhnya terhadap inisiatif tersebut.
“Saya tahu rasanya berada di dalam rutan. Karena itu, saya ingin agar teman-teman di sana mendapatkan kesempatan kedua. Kami akan beri pelatihan wirausaha, dan bagi yang bebas tapi belum punya pekerjaan, boleh langsung gabung dengan D9,” ujarnya penuh semangat.
Diketahui, Rutan Salatiga aktif menggandeng berbagai pihak untuk membina rohani WBP, mulai dari Kementerian Agama Kota Salatiga, Yayasan Hati Beriman, pondok pesantren, gereja, hingga tokoh-tokoh agama lokal lintas iman. Kelas santri ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam menciptakan transformasi spiritual dan sosial bagi para warga binaan.
Melalui inisiatif yang merangkul sisi keimanan dan kemandirian ekonomi ini, Rutan Salatiga berharap dapat mencetak lulusan pemasyarakatan yang tidak hanya bebas secara hukum, tapi juga bebas dari jerat kesalahan yang sama. (*)
Tinggalkan Balasan