Sarasehan Tenda Darurat: Simbol Guyub Relawan Kemanusiaan di Hari Jadi Salatiga ke-1275
Laporan: Wahyu Widodo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Dalam semangat persaudaraan dan kepedulian terhadap kemanusiaan, Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga menggelar sarasehan kebencanaan bersama puluhan komunitas dan lembaga relawan yang aktif di wilayah Salatiga. Kegiatan yang berlangsung hangat di halaman Kantor BPBD Salatiga pada Sabtu sore ini menjadi ajang silaturahmi, doa bersama, sekaligus refleksi atas pentingnya kolaborasi dalam penanggulangan bencana, (12/07/25).
Acara sarasehan tersebut dikemas sederhana namun penuh makna. Tenda darurat sengaja didirikan sebagai simbol kebersamaan dan kesiapsiagaan, menciptakan suasana guyub rukun antar sesama pejuang kemanusiaan. Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-1275 Kota Salatiga.
Hadir dalam kesempatan itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Salatiga, BPH Pramusinta, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, perwakilan DPRD, sejumlah pimpinan OPD, serta perwakilan dari lebih dari 20 lembaga dan komunitas kebencanaan lintas organisasi dan latar belakang.
Kepala Pelaksana BPBD Salatiga, Roy Anjar, mengungkapkan bahwa ide kegiatan ini muncul dari inisiatif para relawan sendiri. “Acara ini kami fasilitasi saja. Yang menggagas adalah teman-teman relawan. Kami bersyukur, di Salatiga semangat kemanusiaan melintasi batasan politik dan organisasi. Semuanya terlibat tanpa melihat golongan,” tutur Roy dengan penuh apresiasi.
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh BPH Pramusinta, Wali Kota Salatiga menyampaikan penghormatan setinggi-tingginya kepada para relawan yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam menangani berbagai kejadian kebencanaan di daerah. “Pemkot Salatiga akan terus mendukung penguatan sistem penanggulangan bencana yang partisipatif, berintegritas, dan berkelanjutan,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kekuatan utama dalam menghadapi bencana bukan hanya terletak pada peralatan atau anggaran, melainkan pada kekompakan dan solidaritas. Oleh karena itu, sarasehan ini bukan hanya menjadi forum silaturahmi dan doa bersama, tetapi juga menjadi wadah menyampaikan aspirasi dan kebutuhan mendesak para relawan.
Sebagai bentuk kebersamaan dan keceriaan, digelar pula lomba tumpeng antar komunitas relawan. Penilaian dilakukan secara terbuka, dan pemenang lomba menerima uang pembinaan dari BPBD. Tak hanya itu, seluruh peserta dan tamu undangan diajak menikmati hidangan tumpeng secara bersama-sama, menutup kegiatan dengan makan bersama yang penuh kehangatan.
Sarasehan ini tak hanya menguatkan hubungan antar komunitas relawan dan pemerintah, namun juga memperkuat semangat gotong royong dalam menghadapi berbagai tantangan kemanusiaan ke depan.
“Kami siap kapan pun untuk kemanusiaan, karena ini panggilan hati, bukan sekadar tugas,” ujar salah satu relawan, menutup hari dengan semangat yang membara. (*)
Tinggalkan Balasan