Sinergi Tanpa Sekat: Media dan Polri Bersatu dalam Semangat Reformasi Kultural di Hari Bhayangkara ke-79
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM — Menjelang Hari Bhayangkara ke-79 yang akan diperingati pada 1 Juli 2025, hubungan antara Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan insan media kian menunjukkan geliat positif. Tak sekadar ajang seremonial tahunan, peringatan kali ini dimaknai sebagai momentum penting dalam mendorong reformasi kultural di tubuh Polri, khususnya dalam membangun sinergi bersama media massa, (21/06/25).
Salah satu apresiasi datang dari Kepala Perwakilan Jawa Timur Media Suaraglobal.com, Ninis, yang menyebut bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Polri telah mengalami transformasi signifikan, tidak hanya dari sisi prosedural, tetapi juga dalam membangun pendekatan yang lebih terbuka, komunikatif, dan humanis.
“Polri sekarang lebih terbuka dan komunikatif. Kami merasakan ruang dialog yang lebih luas, baik dalam peliputan peristiwa maupun dalam kerja sama informasi. Ini jelas perubahan kultural, bukan sekadar administratif,” ujar Ninis.
Ia menambahkan bahwa pendekatan baru yang diterapkan Polri dalam menangani kegiatan publik seperti unjuk rasa, pertandingan olahraga, hingga event sosial telah menumbuhkan kepercayaan publik. Polri kini lebih mengedepankan dialog daripada represi, sejalan dengan semangat Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan) yang terus digelorakan oleh Kapolri.
Lebih lanjut, Ninis menyoroti meningkatnya komitmen Polri dalam melindungi kebebasan pers. Menurutnya, relasi yang harmonis antara institusi kepolisian dan media bukan hanya penting, tetapi fundamental dalam membangun tatanan demokrasi yang sehat.
“Hubungan kami kini lebih harmonis. Ada kesadaran bersama bahwa keterbukaan informasi dan kerja sama strategis dengan media adalah pondasi penting bagi keamanan dan keadilan sosial,” tambahnya.
Dalam konteks Hari Bhayangkara, ia mengajak seluruh pihak untuk tidak melihatnya semata sebagai perayaan rutin, melainkan sebagai ruang refleksi dan konsolidasi komitmen lintas sektor. Tidak hanya bagi Polri, tetapi juga media, masyarakat sipil, dan seluruh elemen bangsa.
“Momentum ini bukan sekadar pesta tahunan, tapi penanda bahwa reformasi di tubuh Polri harus terus dikawal bersama. Media punya peran penting di sana,” tegas Ninis.
Apresiasi serupa juga datang dari sejumlah komunitas jurnalis dan aktivis masyarakat sipil yang menilai bahwa Polri kini tengah menapaki jalur perubahan menuju institusi yang lebih profesional dan responsif terhadap kebutuhan publik. Mereka menyebut pentingnya terus menjaga semangat kolaboratif agar kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum semakin menguat.
Transformasi ini diharapkan menjadi titik tolak bagi Polri untuk terus membangun citra sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat yang berintegritas. Dalam konteks inilah, Hari Bhayangkara ke-79 menjadi simbol bukan hanya dari usia institusi, tetapi juga dari lahirnya paradigma baru dalam hubungan antara aparat dan rakyat termasuk media sebagai pilar keempat demokrasi. (*)
Tinggalkan Balasan