Sisi Lain TMMD : Kisah Nikam Saat Muda Suka Foya – Foya, Menyesal di Hari Tua
Ungaran, beritaglobal.net – Sejarah kehidupan tidak bisa lagi diulang, hanya bisa dijadikan cerita dan pembelajaran generasi di masa mendatang. Hal itulah pendorong Nikam (48), warga Dusun Karang Dawung RT 04 RW 03, Desa Bonomerto, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, menceritakan kisah masa lalunya.
Didampingi kakak laki – lakinya, Tito (55), Nikam mengisahkan bahwa selepas usia 15 tahun, dirinya merantau ke Kota Semarang. Di Ibukota Provinsi Jawa Tengah tersebut, dirinya mencoba mengadu peruntungannya.
Bekerja sebagai tenaga serabutan di Pasar Johar, Nikam muda bebas bergaul dengan siapa saja. Kehidupan bebas inilah yang membuatnya tergabung dalam kelompok pemuda yang setiap malam selalu mabuk – mabukan dan begadang hingga pagi.
“Jaman itu, minumnya cuma anggur kolesom dioplos ginseng mas, tidak ada minuman alkohol lain yang bisa kami beli,” ujarnya.
“Setelah minum dan sedikit mabuk, biasanya kami begadang di area Pasar Johar sampe pagi,” imbuh Nikam dan dibenarkan oleh Tito kakaknya.
Nikam muda kala itu menyadari lingkungannya yang kurang baik untuk masa depannya. Oleh karena itu dia mulai mencari tempat bekerja baru.
Seorang pengusaha batu nisan di belakang masjid Kauman kala itu, berkenan mempekerjakan Nikam. Nikam pun merasa senang dengan pekerjaan barunya dan sedikit lepas dari komunitasnya di malam hari.
Namun kondisi tersebut tidak bertahan lama, menjalani malam – malam yang sunyi di rumah majikannya, Nikam merasakan ada hal dalam dirinya yang kosong.
Sampai akhirnya dia kembali ke komunitasnya terdahulu, meski dirinya masih bekerja di tempat pembuatan batu nisan untuk makam – makam warga Tionghoa.
“Saat saya kembali lagi ke komunitas lama ini, kondisi kehidupan saya semakin kacau, meski secara finansial saya waktu tidak kurang suatu apapun,” lanjut Nikam kemudian.
Sampai sekitar tahun 1995, dirinya memutuskan pulang kampung ke Karang Dawung. Namun kondisi kesehatannya semakin menurun. Setelah di kampung halaman, Nikam memutuskan menikahi gadis tetangga kampungnya.
Dari hasil pernikahan tersebut, Nikam dikaruniai seorang anak laki – laki dengan sebelumnya mengangkat anak sebagai upaya Nikam untuk betul – betul berhenti dari pola hidupnya dimasa lalu yang selalu tergantung pada alkohol.
Setelah sejenak berhenti menceritakan perjalan hidupnya, sambil terbata, Nikam menceritakan kondisi kesehatannya yang semakin menurun dikala anak – anaknya membutuhkan biaya lebih untuk penghidupan dan pendidikan.
“Sssaat anak – anak membutuhkan biaya, saat itu kondisi kesehatan saya terus menurun dengan diagnosa sakit radang paru akut, sehingga setiap kali beraktifitas berat, dada saya terasa berat,” kisahnya.
Sedikit berkaca – kaca, dari kondisinya yang makin renta, badannya yang dulu gagah semakin reot karena digerogoti oleh penyakit paru, istri tercintanya mendahuluinya menghadap sang Khalik karena sebuah insiden tertimpa buah nangka di bagian tengkuk yang menyebabkan salah satu urat leher istrinya putus hingga nafas terakhir.
Pada saat Nikam bercerita kisah hidupnya kepada beritaglobal.net, Jumat (3/8/2018) siang, rumah Nikam yang menjadi target bedah rumah tidak layak huni dari program karya bakti TMMD Reguler ke 102 tahun anggaran 2018 oleh Kodim 0714/Salatiga.
![]() |
Serda Warso ketika memberikan masukan kepada Nikam disela istirahat siang pelaksanaan bedah RTLH TMMD Reguler ke 102 TA 2018 di Desa Bonomerto |
Saat berbincang, Serda Warso yang kebetulan bagian satgas TMMD yang turut serta membantu rumahnya, sedikit memberi himbauan kepada anak – anak Nikam dan memberi pesan kepada para generasi muda, kisah hidup Nikam, hendaknya dijadikan pembelajaran dalam menghabiskan masa muda tidak digunakan untuk berfoya – foya dengan mabuk, narkoba yang sering menjerumuskan pelakunya ke arah tindak kriminal seperti mencuri atau hal lain yang dikategorikan sebagai penyakit masyarakat.
“Ya bagi saya selaku anggota TNI yang turut membangun rumah Pak Nikam dan sering mendengar kisah masa lalunya, hanya bisa berpesan pada anak Pak Nikam dan generasi muda untuk tidak terjerumus pada gaya hidup yang berfoya – foya dengan selalu mabuk – mabukan, narkoba. Hal itu seringkali menjadi penyebab tindakan kriminal para pelakunya,” ucap Serda Warso.
Disela – sela istirahat siang itulah sering kali digunakan oleh Serda Warso untuk memberi materi wawasan kebangsaan kepada anak – anak Nikam dan anak – anak kakak Nikam, serta pemuda Dusun Karang Dawung di sekitar rumah Nikam. (Agus S/Red)
Tinggalkan Balasan