Strategi Mudik 2025: Kakorlantas Terapkan One Way dan Contraflow untuk Atasi Kemacetan
Laporan: Yuanta
JAKARTA | SUARAGLOBAL.COM – Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol. Agus Suryo Nugroho memaparkan strategi pengamanan arus mudik Lebaran 2025 kepada Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo. Sejumlah langkah rekayasa lalu lintas akan diterapkan, mulai dari pembatasan kendaraan berat, sistem contraflow, hingga skema one way yang telah dimodifikasi.
Pembatasan Kendaraan Sumbu Tiga dan Ganjil Genap
Kakorlantas mengungkapkan bahwa mulai 24 Maret hingga 8 April 2025, kendaraan sumbu tiga dilarang melintas di jalan tol guna mengurangi kepadatan. Namun, aturan ini tidak berlaku mutlak. Kendaraan pengangkut sembako dan barang-barang tertentu masih diperbolehkan melintas.
“Kendaraan sumbu tiga mulai dilarang tanggal 24 hingga tanggal 8, tetapi ini tidak absolut. Angkutan sembako dan barang tertentu masih bisa melintas. Namun, di Tol TransJawa, kendaraan sumbu dua yang membawa batu dan pasir tetap dilarang sesuai SKB,” jelas Kakorlantas pada Kamis (20/3/2025).
Selain itu, sistem ganjil-genap akan mulai diterapkan pada 23 Maret untuk membantu mengurai kepadatan arus kendaraan. Kebijakan ini juga diikuti dengan relaksasi hari libur arus balik untuk memastikan distribusi arus kendaraan lebih merata.
Penerapan Contraflow Sesuai Rasio Kendaraan
Salah satu strategi utama dalam pengamanan mudik 2025 adalah penerapan contraflow, yang akan diberlakukan secara dinamis sesuai dengan volume kendaraan.
“Persoalan di jalan tol adalah variasi jumlah lajur yang bisa menyebabkan bottleneck. Apabila arus mudik meningkat tajam, kita akan terapkan contraflow berdasarkan rumus yang ada,” jelas Kakorlantas.
Menurutnya, jika radar di Km 50 mencatat 5.500 kendaraan per jam, maka contraflow satu lajur akan diterapkan. Jika angka meningkat menjadi 6.400 kendaraan, maka contraflow akan diperluas menjadi dua lajur.
“Rest area juga menjadi titik kepadatan, sehingga kita akan menerapkan contraflow di dua rest area utama untuk menjaga kelancaran lalu lintas,” tambahnya.
One Way Nasional Dimodifikasi
Jika jumlah kendaraan mencapai 6.200 per jam, sistem one way nasional akan diterapkan dari Km 70 hingga Km 414.
“Jika Tol Cikampek arah Timur sudah mencapai 6.200 kendaraan per jam, kapasitas tol tidak akan mampu menampung arus kendaraan yang deras. Oleh karena itu, one way harus diterapkan,” ujar Kakorlantas.
Namun, berbeda dari tahun sebelumnya, one way tahun ini akan dimodifikasi. Sejumlah ruas tol akan dibuka untuk mendukung kelancaran arus kendaraan, termasuk di Cisandau dan Ciperna.
“Tahun ini, Tol Cisondong akan dibuka untuk arah Semarang. Tahun lalu ini belum dilakukan. Dengan adanya pembukaan ini, jalur A dan B akan lebih seimbang,” terangnya.
Strategi untuk Arus Balik
Kakorlantas juga menekankan bahwa rekayasa lalu lintas yang sama akan diberlakukan untuk arus balik.
“Ketika di Km 67 jumlah kendaraan mencapai 5.500, maka kita lakukan contraflow dari Km 70 hingga Km 47. Jika mencapai 6.400 kendaraan, contraflow dua lajur akan diterapkan,” jelasnya.
Jika angka kendaraan melonjak ke 7.500 per jam, maka one way tiga lajur akan diberlakukan dari Km 414 Kalikangkung hingga Km 70.
“Tahun ini ada perubahan, di mana kendaraan dari Tegal akan diarahkan ke Pejagan hingga Ciperna Timur untuk menyeimbangkan arus kendaraan menuju Jakarta,” tambahnya.
Tol Fungsional untuk Kurangi Kemacetan
Untuk pertama kalinya, strategi tol fungsional akan diterapkan dalam pengamanan mudik 2025. Tol ini akan difungsikan sementara guna mengurangi kemacetan di titik-titik krusial.
“Tahun ini, tol fungsional akan dibuka di persimpangan Tol Cipularang dan Tol TransJawa. Nantinya, kendaraan dari Bandung dapat langsung menuju Deltamas tanpa harus bertemu arus TransJawa di Km 66,” ungkap Kakorlantas.
Tol fungsional lainnya juga akan diberlakukan di Solo-Jogja untuk menghindari kepadatan di sekitar Klaten dan Prambanan.
“Jika tidak diatur, exit tol di Jogja akan padat, terutama saat akhir pekan. Maka dari itu, akan ada sistem delay untuk mengarahkan kendaraan ke Sleman guna mengurangi kepadatan di dalam kota Jogja,” jelasnya.
Dengan kombinasi strategi pembatasan kendaraan berat, contraflow, one way yang dimodifikasi, serta tol fungsional, Kakorlantas berharap arus mudik dan balik Lebaran 2025 dapat berjalan lebih lancar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Kita tidak bisa memprediksi secara pasti, tetapi dengan rekayasa lalu lintas yang tepat, arus mudik dan balik bisa lebih tertata,” tutup Kakorlantas. (*)
Tinggalkan Balasan