Tanggul Tergerus, Warga Terlindungi: Aksi Cepat Pemkab Lumajang Atasi Krisis Sungai Bondeli

Laporan: Ninis Indrawati

LUMAJANG | SUARAGLOBAL.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang menunjukkan respon cepat dan sigap dalam menangani kerusakan tanggul Sungai Bondeli yang terletak di Dusun Bondeli, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Kerusakan ini disebabkan oleh erosi hebat akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi pada Senin, 12 Mei 2025.

Menanggapi kondisi tersebut, Pemkab Lumajang langsung menggandeng Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Provinsi Jawa Timur serta UPT YKD untuk melakukan penanganan darurat. Langkah awal yang dilakukan adalah memperbaiki bagian tanggul yang paling rawan, yaitu sepanjang 100 meter dari total 300 meter tanggul yang rusak parah.

Baca Juga:  Dialog Terbuka Surabaya: Mencari Solusi atas Kontroversi Kotak Kosong Pilkada 2024

Bupati Lumajang, Indah Amperawati atau yang akrab disapa Bunda Indah, menyampaikan bahwa fokus utama saat ini adalah mencegah kerusakan meluas dan memastikan keselamatan masyarakat. “Penanganan awal difokuskan pada bagian tanggul yang paling kritis. Hari ini tim mulai bekerja dengan memasang bronjong dan membangun krip untuk mengalihkan tekanan arus air,” tegas Bunda Indah dalam keterangannya di lokasi.

Bronjong—kawat berisi batu yang berfungsi sebagai penahan arus—dipasang untuk memperkuat tanggul, sementara krip dibangun guna mengatur aliran sungai agar tidak terus-menerus menghantam titik kerusakan. Selain itu, aliran Sungai Bondeli juga dialihkan sementara ke arah selatan guna mengurangi beban pada sisi tanggul yang rusak.

Baca Juga:  Kapolres Lumajang Kunjungi Sekolah Terpencil, Dukung Pendidikan dan Gizi Anak

Penanganan darurat ini ditargetkan rampung dalam waktu tiga bulan. Meski bersifat sementara, Pemkab Lumajang juga tengah menyusun rencana jangka panjang berupa pembangunan tanggul permanen pasca evaluasi teknis. Untuk proyek jangka panjang ini, pemerintah daerah memperkirakan akan menggelontorkan anggaran hingga miliaran rupiah.

Menariknya, proses penanganan darurat ini tidak hanya mengandalkan sumber daya pemerintah. Sebanyak 14 kelompok penambang pasir legal di kawasan sekitar turut memberikan kontribusi nyata. Mereka menyediakan alat berat secara sukarela guna membantu mempercepat proses rehabilitasi tanggul. Kolaborasi ini menunjukkan sinergi kuat antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam.

Baca Juga:  Pabrik Pindah, Hak Terlupakan: Mantan Karyawan PT DSA Tagih Keadilan di Tengah Ketidakpastian

Dengan langkah cepat, kolaborasi multi-pihak, serta visi jangka panjang yang tengah disiapkan, Pemkab Lumajang berharap dapat meminimalkan risiko banjir lanjutan sekaligus menjaga kelangsungan hidup warga dan sektor pertanian yang terdampak. Tindakan tanggap ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi dan kesiapsiagaan adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan alam yang tidak terduga. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!