Tangis di Tengah Genangan: Pamekasan Menanti Tindakan Serius Pemprov Jatim
- account_circle Redaksi SG
- calendar_month 6 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Laporan: Ninis Indrawati
PAMEKASAN | SUARAGLOBAL.COM — Banjir kembali melanda wilayah Kabupaten Pamekasan, Madura, setelah hujan deras mengguyur sejak dini hari, Senin (12/5/25). Dua sungai besar, yakni Kali Juombang dan Kali Semajid, meluap karena tak mampu menampung debit air yang meningkat drastis, sehingga menyebabkan ribuan rumah warga terendam.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan mencatat lebih dari 1.000 kepala keluarga terdampak banjir yang merendam enam kelurahan dan satu desa. Wilayah yang terparah meliputi Kelurahan Patemon, Jungcangcang, Kangenan, Parteker, Barurambat Kota, Barurambat Timur, serta Desa Laden. Genangan air bervariasi, mulai dari setinggi lutut hingga mencapai perut orang dewasa, memaksa sebagian warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Musibah ini memantik reaksi dari kalangan legislatif. Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKS dapil Madura, Harisandi Savari, menyampaikan keprihatinannya dan menyoroti lemahnya tindakan nyata dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengantisipasi bencana tahunan ini.
“Permasalahan banjir di Pamekasan ini bukan hal baru. Kita butuh tindakan nyata dari Pemprov Jatim untuk melakukan normalisasi sungai dan memperbaiki sistem drainase, terutama di daerah rawan,” tegas Harisandi dalam keterangannya kepada media.
Ia menambahkan, kewenangan untuk melakukan normalisasi terhadap sungai besar bukan berada di tangan pemerintah kabupaten, melainkan provinsi. Menurutnya, kunjungan lapangan dari pihak Pemprov yang sempat dilakukan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur hanya berakhir pada tataran simbolik, tanpa tindak lanjut konkret.
“Kita tidak ingin warga terus-menerus menjadi korban banjir setiap musim hujan. Sudah saatnya provinsi hadir dengan solusi jangka panjang, bukan sekadar respons darurat,” tambahnya dengan nada serius.
Lebih jauh, Harisandi mendesak agar normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan pembenahan infrastruktur drainase menjadi prioritas dalam rencana pembangunan wilayah. Ia menegaskan, solusi jangka panjang adalah satu-satunya cara untuk mencegah banjir kembali melumpuhkan kehidupan warga.
Sementara itu, warga terdampak masih berupaya menyelamatkan barang-barang berharga mereka dari genangan air. Sejumlah sekolah diliburkan, dan aktivitas ekonomi masyarakat lumpuh total di beberapa titik. Hingga berita ini diturunkan, petugas BPBD bersama relawan masih mengevakuasi warga dan mendistribusikan bantuan darurat.
Bencana ini menjadi pengingat keras bagi semua pihak, bahwa penanggulangan banjir tak bisa ditunda dan harus menjadi bagian dari kebijakan pembangunan yang berkelanjutan. (*)
- Penulis: Redaksi SG
Saat ini belum ada komentar