Walikota Salatiga Sambut Baik SMSF Dalam Peringatan Hari Musik Nasional Dan Cap Go Meh
Salatiga, beritaglobal.net – Staf Ahli Walikota Salatiga bidang Ekonomi dan Pembangunan, Valentino Haribowo mewakili Walikota menyambut baik penyelenggaraan Salatiga Mandarin Song Festival (SMSF) yang digelar di Legenda Resto, selama 2 hari sejak Sabtu (09/03/2019) dan Minggu (10/03/2019). Lomba menyanyi lagu mandarin yang diselenggarakan oleh DPC Persatuan Artis Pemusik dan Pencipta Lagu Republik Indonesia (PAPPRI) Kota Salatiga dan bisa diikuti oleh semua lapisan masyarakat ini sebagai salah satu wujud dari predikat kota paling toleran di Indonesia.
“Tunjukkan bahwa Kota Salatiga ini layak mendapat predikat sebagai kota paling toleran yang nyaman, damai dan sejuk bagi siapa saja, bukan hanya slogan,” tandas Valentino.
Lebih jauh, Valentino yang juga menjabat Ketua DPC PAPPRI Kota Salatiga ini mengatakan bahwa, melalui ajang ini diharapkan bisa menggali lebih banyak bibit – bibit baru, yang ke depan bisa memunculkan bintang yang berjiwa interpreneur dan musikalitas tinggi.
Dipilihnya genre lagu mandarin yang dilombakan tepat pada peringatan Hari Musik Nasional ini adalah sebagai apresiasi kota toleran yang disandang Kota Salatiga tiga kali berturut – turut dan masih dalam rangkaian peringatan cap go meh.
“Tak dipungkiri, Cina mempunyai kekuatan ekonomi dan perlunya anak – anak dipersiapkan tak hanya bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang dipelajari di sekolah, tetapi juga sudah mulai diajarkan bahasa mandarin di era global ini,” terang Valentino.
Pada Salatiga Mandarin Song Festival ini, panitia menerapkan konsep one stop show, yakni lomba menyanyi kategori dewasa dan yunior, fashion show anak dan emak – emak millenial, saresehan musik, penampilan DJ cilik Vero serta bazar, untuk mendorong Kota Salatiga menuju kulineri hits.
Terpilih sebagai juara 1 dalam lomba menyanyi lagu mandarin, yakni Hedy di kategori dewasa dan berhak meraih piala tetap dari Kapolres Salatiga disamping trofi dan uang pembinaan, diikuti Jessica Shierly (juara II), Jeffry Nugroho (juara III), Early (harapan I), Krisna Nugroho (harapan II) dan Michel Angela (Harapan III).
Sedangkan untuk kategori Yunior, juara I diraih oleh Stafanie Raflelia dan mendapat piala tetap dari Dandim 0714/Salatiga, Maria Okta (juara II), Rosalia Sukma Wijaya (juara III), Putri Astuti (harapan I), Priska Wihelmina (harapan II) dan Lovetta Marvel (harapan III).
Terpisah, Sekretaris DPD PAPPRI Jawa Tengah, Valentino Waas dalam saresehan musik menyebutkan bahwa PAPPRI pertama kali dicanangkan pada tahun 1986 di Glodok, Jakarta oleh musisi Enteng Tanamal sebagai ketua. Hari musik masional kemudian diperingati setiap tanggal 9 Maret, karena pada tanggal itu merupakan momentum lahirnya pencipta lagu Indonesia Raya oleh WR Supratman.
“Tapi saat itu PAPPRI masih dalam bentuk paguyuban artis penyanyi dan penata musik rekaman, sehingga segmennya hanya para praktisi musik di bagian penata musik seperti arranger dan pengarang lagu saja,” papar Waas.
Seiring perjalanan waktu, dilakukan kongres di Bandung pada tahun 1988 dan terpilih Dharma Oratmangun menggantikan Enteng Tanamal. Dilanjut Ketua PAPPRI berikutnya yakni Syah Abidin (drummer grup Caisar), Tantowi Yahya hingga tiga periode berturut – turut (hingga kongres ke – 6). Pada kongres ke – 7 tahun 2017 lalu di Istana Merdeka, kongres dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan diikuti oleh 21 DPD PAPPRI, Jendral Purnawirawan Hendro Priyono terpilih sebagai ketua, hingga saat ini. (Khamim)
Tinggalkan Balasan