Pemkab Sidoarjo Perkuat Evaluasi Smart City dengan Sinergi Hexahelix, Fokus pada Optimalisasi Layanan Publik Berbasis Digital
Laporan: Ninis Indrawati
SIDOARJO | SUARAGLOBAL.COM — Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus berupaya memperkuat penerapan program Smart City dengan melibatkan berbagai sektor. Pada 12 November 2024, Pemkab Sidoarjo melaksanakan evaluasi tahap kedua program Smart City yang bertujuan untuk mengukur efektivitas dan dampak layanan publik berbasis teknologi digital di kabupaten ini.
Dalam acara yang berlangsung di Opsroom Setda Kabupaten Sidoarjo tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sidoarjo, Fenny Apridawati, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan sinergi hexahelix. Kolaborasi ini melibatkan enam unsur strategis, yakni pemerintah, sektor swasta, industri, akademisi, media, dan masyarakat, yang secara bersama-sama diharapkan mampu mempercepat pencapaian tujuan Smart City di Sidoarjo.
“Kita membutuhkan sinergi dari semua pihak agar pengembangan Smart City tidak hanya sekadar penyediaan teknologi, tetapi juga mampu merangkul seluruh aspek kehidupan masyarakat. Dengan kolaborasi ini, kita dapat membangun kota yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” jelas Fenny saat membuka acara evaluasi.
Menurut Fenny, kehadiran teknologi terintegrasi di era digital ini merupakan solusi untuk menjawab tantangan yang semakin kompleks dalam pelayanan publik. Hingga saat ini, sekitar 75 persen program prioritas Bupati yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sidoarjo 2021-2026 telah berhasil dijalankan dan akan terus dievaluasi guna mencapai hasil yang lebih optimal.
Kepala Dinas Kominfo Sidoarjo, Noer Rochmawati, menekankan bahwa evaluasi ini merupakan langkah penting untuk menyelaraskan tujuan dan strategi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Hal ini dilakukan demi mewujudkan Sidoarjo sebagai kota yang cerdas, inovatif, dan ramah bagi masyarakat di berbagai lapisan.
“Kami ingin memastikan bahwa program-program yang telah dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan warga. Evaluasi ini juga memungkinkan OPD untuk lebih memahami dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu ditingkatkan demi memberikan layanan publik berbasis digital yang lebih baik,” ungkap Noer.
Evaluasi tahap kedua ini turut melibatkan asesor dari berbagai lembaga dengan keahlian di bidang masing-masing, seperti Hafni Septiana dari praktisi IKTII, Arman Kurniawan dari Kemenpan RB, Agus Tri Cahyono dari IAP, serta dua akademisi yaitu Dyah Mutiarin dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Wikan Danar Sunindyo dari Institut Teknologi Bandung. Kehadiran para asesor ini diharapkan dapat memberikan masukan berharga bagi Pemkab Sidoarjo untuk menyempurnakan program Smart City.
Proses evaluasi ini tidak hanya menilai pencapaian program, tetapi juga merumuskan rekomendasi guna mengatasi kendala yang ada serta mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan. Dengan analisis yang komprehensif, Kabupaten Sidoarjo optimis dapat mencapai visinya untuk menjadi kota yang inklusif dan efisien dalam memberikan layanan publik berbasis teknologi digital.
Melalui komitmen evaluasi ini, Pemkab Sidoarjo bertekad untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat, serta mengedepankan inovasi di setiap aspek pelayanan publik. (*)
Tinggalkan Balasan