Petani Lansia di Ngawi Meninggal Saat Bertamu, Diduga Akibat Penyakit Komplikasi
Laporan: Budi Santoso
NGAWI | SUARAGLOBAL.COM – Seorang petani lanjut usia, Arjo Suparto (73), warga Dusun Cabeyan RT 02/06, Desa Tulakan, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Senin (13/1/2025) ditemukan meninggal dunia saat bertamu di rumah seorang warga pada pagi hari. Kejadian ini mengejutkan warga sekitar Dusun Kopenan, Desa Ketanggung, Kecamatan Sine, tempat insiden tersebut terjadi.
Menurut kronologi, sekitar pukul 07.00 WIB, korban mendatangi rumah seorang perempuan bernama Sarini di Dusun Kopenan RT 02/01. Setelah diterima di dalam rumah, korban duduk di tempat tidur. Namun, tak lama kemudian ia mengalami batuk hebat, memegang dadanya, lalu bersandar dalam keadaan lemas. Saksi di lokasi segera meminta bantuan warga sekitar, namun korban dinyatakan telah meninggal dunia sebelum bantuan medis tiba.
Marsudi, Kepala Dusun Kopenan, melaporkan kejadian ini ke Polsek Sine sekitar pukul 08.30 WIB. Tim medis dari Puskesmas Sine yang dipimpin oleh dr. Ersalha Nabila Maharani, bersama Unit Reskrim Polsek Sine dan Satreskrim Polres Ngawi, segera mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan luar tubuh korban menunjukkan tidak adanya tanda-tanda kekerasan fisik. Namun, ditemukan lebam kaku pada lengan atas korban, yang mengindikasikan bahwa korban baru saja meninggal dunia. Berdasarkan keterangan keluarga dan hasil pemeriksaan, korban diketahui memiliki riwayat penyakit komplikasi, seperti jantung, hipertensi, dan gejala stroke.
Dari keterangan keluarga, korban memiliki kebiasaan bertamu ke rumah Sarini setiap pasaran Pahing dan Kliwon. Bahkan, setahun sebelumnya korban sempat pingsan di rumah yang sama. Dalam sebulan terakhir, korban tidak lagi melakukan kontrol kesehatan rutin di RS Ibnu Sina Sragen. Surat kontrol kesehatannya tidak ditemukan di rumah karena disimpan oleh anak korban, Sri, yang saat ini bekerja di Kalimantan.
Pihak keluarga juga mengungkapkan bahwa korban dikenal sebagai pribadi yang baik, tidak memiliki konflik, dan kesehariannya diisi dengan aktivitas sebagai petani.
Pihak keluarga telah menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi. Mereka percaya bahwa kematian korban disebabkan oleh komplikasi penyakit yang dideritanya. Polisi dan tim medis menyatakan bahwa kasus ini tidak dilanjutkan ke proses hukum atas permintaan keluarga.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan penyelidikan di lokasi, korban diduga meninggal dunia akibat komplikasi penyakit jantung, hipertensi, dan gejala stroke. Tidak ada indikasi kekerasan atau tindak pidana dalam peristiwa ini. Kasus ini dinyatakan selesai oleh pihak kepolisian.
Insiden ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk tetap memperhatikan kesehatan, terutama bagi lansia dengan riwayat penyakit kronis. (*)
Tinggalkan Balasan