BNPB Bergerak Cepat Tangani Erupsi Gunung Ibu, 182 Warga Mengungsi di Halmahera Barat

Laporan: Fajrin NS Salasiwa

HALMAHERA BARAT | SUARAGLOBAL.COM – Aktivitas Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, yang meningkat ke level IV ‘Awas’ sejak Rabu (15/1), mendorong Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bergerak cepat. Hari ini, Kamis (16/01/25), tim BNPB yang dipimpin Deputi Bidang Sistem dan Strategi, Raditya Jati, telah tiba di lokasi untuk memastikan langkah-langkah penanganan darurat pascaerupsi berjalan optimal.

Kedatangan tim BNPB menjadi wujud tanggung jawab pemerintah pusat dalam mendampingi pemerintah daerah, khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Barat. Dalam kunjungan ini, Raditya Jati berdialog dengan BPBD Provinsi Maluku Utara, Bupati Halmahera Barat, Sekretaris Daerah, BPBD setempat, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk menyusun strategi penanganan bencana yang terukur.

Baca Juga:  Polresta Malang Kota Dorong Pemanfaatan Lahan Tidur untuk Ketahanan Pangan Nasional

“Pendampingan ini bertujuan memastikan keselamatan warga, distribusi logistik, dan dukungan kesehatan berjalan sesuai kebutuhan di lapangan,” ujar Raditya.

Tim BNPB juga meninjau pos pengamatan Gunung Ibu untuk mendapatkan gambaran langsung mengenai aktivitas vulkanik. Hingga hari ini, Gunung Ibu terus menunjukkan aktivitas erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai 1.500 meter, tercatat pada pukul 15.44 WIT. Kolom abu tebal berwarna kelabu bergerak ke arah barat, sementara letusan terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 98 detik.

Baca Juga:  Mie Ayam Resep Rahasia Chef Rizal, Persembahan Autentik Hotel Sahid Surabaya

Selain itu, BNPB mengunjungi pos pengungsian di Gereja Tongotesungi, Desa Akesibu, Kecamatan Ibu, yang menampung 182 jiwa. Pengungsi melaporkan bahwa kebutuhan permakanan telah terpenuhi, dan tenaga kesehatan tersedia untuk memberikan layanan. “Kami merasa aman dan cukup mendapatkan bantuan. Terima kasih kepada pemerintah yang cepat membantu kami,” kata salah satu warga.

Menghadapi kondisi ini, pemerintah mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 km dari kawah serta zona sektoral sejauh 6 km di arah bukaan kawah bagian utara. Masyarakat diminta mengikuti arahan resmi dan menghindari informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Baca Juga:  BUMD Jawa Timur Belum Maksimalkan Potensi, Komisi C Dorong Reformasi Strategis untuk Tingkatkan PAD

“Keselamatan adalah prioritas utama. Mari kita bekerja sama dalam menghadapi situasi ini,” tegas Raditya Jati.

Dengan segala upaya yang dilakukan, pemerintah berkomitmen untuk memastikan keselamatan masyarakat serta meminimalkan dampak bencana erupsi Gunung Ibu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!