Kisah Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Mbah Bandiyem, Nenek Penjual Pisang

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serius mendengar cerita Mbah Bandiyem, nenek penjual pisang gepok di kompleks kantor Gubernur Jawa Tengah. (Foto: Dok. Humas Prov. Jateng)

Semarang, beritaglobal.net – Pada hari pertama masuk kerja setelah cuti kampanye kurang lebih sekitar empat bulan. Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menggelar Halalbihalal di Kantor Gubernur Jawa Tengah Jalan Pahlawan No 9, Kota Semarang. Halalbihalal yang dimulai sekitar pukul 8.30 WIB ini dihadiri oleh ribuan pegawai Pemprov, BUMD, BUMN, stakeholder, masyarakat dari berbagai daerah dan bupati serta wali kota.

Bersama dengan Wakil Gubernur Drs. H. Heru Sudjatmoko, Sekda Sri Puryono KS MP dan istri, Ketua DPRD Jateng Rukma Setyabudi dan istri, Kapolda Irjen Pol Condro Kirono, dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen Wuryanto, Ganjar yang didampingi istri Siti Atikoh terus menerima dan bersalaman dengan para tamu yang hadir.

Baca Juga:  Pangdam IV/Diponegoro Pimpin Pengamanan Ketat Kunjungan Wakil Presiden RI di Semarang

Menjelang siang, Ganjar mendapatkan tamu istimewa, seorang wanita lanjut usia bernama Mbah Bandiyem yang sering berjualan pisang gepok di sekitar kompleks Kantor Gubernur. Setelah bersalaman, Ganjar dan Mbah Bandiyem duduk bersama dan mengobrol sekitar 10 menit.

Mbah Bandiyem mengaku merindukan sosok Ganjar yang lama tidak ngantor karena cuti kampanye. Dirinya juga mengaku pernah ingin ke rumah kontrakan Ganjar, namun tidak tahu jalannya.

“Meh limang wulan mboten ngetok. Meh ning Tengger (rumah kontrakan Ganjar) tapi ora ngerti dalane,” katanya.

Baca Juga:  Tertekan Kondisi Ekonomi Dan Seringnya Cekcok Dengan Suami, Seorang Ibu Rumah Tangga di Randugunting Nekat Gantung Diri

Wanita kelahiran tahun 1933 ini juga bercerita dirinya sudah mulai jualan di sekitar kompleks Kantor Gubernuran sejak masa Gubernur Hadisoebeno Sosrowerdojo. Bahkan dirinya masih hafal nama-nama gubernur yang pernah menjabat dari dulu hingga sekarang.

“Sampun ten mriki pun tahun 1955, zamane Pak Beno bar pensiun diganti Pak Mochtar, diganti Pak Moenadi, terus Pak Ismail, bar niku Pak Supardjo, Pak Mardiyanto, Pak Bibit, terus jenengan (Ganjar),” katanya.

Ganjar lantas menawari Mbah Bandiyem untuk makan siang bersama, namun ditolak meski sudah dirayu beberapa kali. Akhirnya Mbah Bandiyem mau menerima parcel berisi buah – buahan dan minuman.

Baca Juga:  Irjen Pol Ahmad Luthfi: Polda Jateng Hadir dalam Pengamanan Waisak

Obrolan santai dan penuh canda antara Gubernur Ganjar dan Mbah Bandiyem akhirnya harus berhenti karena Mbah Bandiyem harus berjualan lagi. Ganjar lantas mendoakan agar Mbah Bandiyem selalu diberikan kesehatan.

Selain Mbah Bandiyem ada pula Tarjo, warga Kaliwungu Kendal yang datang dengan membawa pisang. “Saya bawakan pisang pak gub, hasil panen kebun sendiri,” katanya seraya memberikan pisang satu tas penuh.

Namun Ganjar menolak menerima cuma-cuma. Dengan sopan ia jelaskan ingin membeli buah tangan Tarjo agar tidak menjadi gratifikasi

Halalbihalal ini juga dimanfaatkan beberapa pegawai pemprov yang membawa serta keluarganya agar bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan Gubernur Jawa Tengah. Mengingat saat ini masih masa liburan sekolah. (KRS/HMS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!