Waduh, Pamit Pergi Mancing Justru Pergi Untuk Selamanya
![]() |
Jenazah Alm. Suntoro saat di data tim medis Puskesmas Bringin |
Ungaran, beritaglobal.net – Kisah tragis dialami oleh Romandhona (12), warga Dusun Nyemoh Barat, RT 001 RW 001, Desa Nyemoh, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Saat pergi memancing ikan di sungai bersama sang ayah, ia hampir tenggelam dan sang ayah yang bermaksud menolong justru hanyut terbawa derasnya aliran Sungai Tepusan, Kamis (28/12/2017).
Kejadian nahas tersebut terjadi sekira pukul 15.30 WIB, Rohmadhona bersama ayahnya Suntoro Bin Supomo (46), yang kesehariannya berprofesi sebagai sopir, berangkat memancing ke Sungai Tepusan di wilayah Dusun Tepusan RT 004 ,RW 003 Desa Tempuran, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.
Pada saat asik memancing entah kenapa Romadhona terpeleset masuk ke Sungai Tepusan, bermaksud memberi pertolongan pada sang buah hati, Suntoro justru hanyut oleh derasnya aliran Sungai Tepusan yang masuk aliran Sungai Tuntang.
Beberapa warga yang melihat situasi tersebut langsung memberikan pertolongan. Namun sayang, hanya Romandhona yang berhasil diselamatkan sementara sang ayah, hanyut sejauh lebih kurang 1 kilometer dari lokasi awal mereka memancing. Saat ditemukan, Suntoro telah tewas dengan beberapa luka dibagian kepala akibat terbentur bebatuan di sepanjang aliran sungai.
Juari (43), warga Dusun Tepusan, Desa Tempuran, Kecamatan Bringin, yang turut menolong saat itu menuturkan bila warga menolong dengan alat seadanya agar bisa menyelamatkan korban sebelum bantuan datang dari tim SAR Kabupaten Semarang.
“Saya dan tetangga saya segera mengambil peralatan seadanya untuk dapat menolong korban yang tenggelam dan hanyut di Kali Tepusan ini, Mas. Namun sayang kami hanya bisa menyelamatkan anaknya, sementara si bapak tidak tertolong,” tuturnya.
Atas kejadian ini, warga segera memberikan informasi ke Polsek Bringin. Dengan sigap, Kanit SPKT, Kanit Reskrim, dan 2 anggota Polsek Bringin beserta tim SAR Kabupaten Semarang, segera menuju lokasi kejadian.
Kapolsek Bringin AKP Naf’an, saat dikonfirmasi beritaglobal.net, membenarkan peristiwa ini.
“Benar telah ada laporan tentang orang hanyut tenggelam di aliran Sungai Tepusan, saat dilakukan penyisiran sepanjang kurang lebih 1 kilometer, korban ditemukan telah meninggal dunia dengan sejumlah luka di bagian kepala,” tuturnya.
Lebih lanjut AKP Naf’an menjelaskan, “Kami bersama tim SAR dan beberapa warga, menemukan jasad korban sekira pukul 17.00 WIB, selanjutnya jasad korban kami evakuasi ke puskesmas Bringin. Namun keluarga korban tidak mau dilakukan proses autopsi karena telah menerima kejadian ini sebagai musibah,” ungkapnya.
Ditegaskan oleh AKP Naf’an, bahwa prosedur yang berlaku atas proses penyerahan jenazah dari pihak kepolisian dan tim medis kepada keluarga korban, pihak keluarga korban wajib mengisi sebuah pernyataan bila tidak akan ada tuntutan lebih lanjut atas peristiwa yang telah terjadi.
“Saya informasikan dan tegaskan pula kepada pihak keluarga korban, bahwa prosedur untuk pengambilan jenazah adalah dengan adanya pernyataan tidak ada tuntutan lebih lanjut atas peristiwa/musibah yang terjadi di kemudian hari, karena keluarga menolak untuk dilakukan proses autopsi. Dalam hal ini keluarga korban menyanggupi dan telah membuat pernyataan untuk tidak menuntut secara hukum dilemudian hari,” tegas AKP Naf’an. (AGS)
Tinggalkan Balasan