Dongeng Serentak Pecahkan Rekor Nasional!,  1.275 Ibu-Anak Warnai Hari Jadi Salatiga dengan Cinta dan Literasi

Laporan: Wahyu Widodo

SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Peringatan Hari Jadi ke-1.275 Kota Salatiga ditandai dengan torehan prestasi nasional yang sarat makna. Sebuah rekor spektakuler berhasil dicetak melalui kegiatan “Bunda Membacakan Cerita untuk Anak Secara Serentak” yang melibatkan 1.275 ibu dan 1.275 anak. Kegiatan penuh kehangatan ini berlangsung meriah di Alun-alun Lapangan Pancasila, Sabtu (19/7/2025), dan resmi tercatat dalam Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID).

Momentum ini menjadi lebih istimewa karena bukan sekadar upaya pemecahan rekor, tetapi juga cerminan semangat membangkitkan budaya literasi keluarga. Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan, bersama Bunda Literasi Kota, Retno Robby Hernawan, hadir langsung dan menerima penghargaan LEPRID sebagai penggagas dan penggerak utama dari kegiatan ini.

Tampak pula jajaran Forkopimda, para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, Lurah, serta para Bunda Literasi tingkat kecamatan dan kelurahan, menyemarakkan kegiatan yang menjadi wujud nyata dari visi Salatiga sebagai City of Literacy.

Baca Juga:  Forkopimda Malang Sidak Pasar Jelang Ramadan: Pantau Harga Sembako, Waspadai Penimbunan

Dalam sambutannya, Wali Kota Robby Hernawan menyampaikan bahwa kegiatan ini jauh lebih dalam dari sekadar pencapaian angka.

“Ini bukan semata-mata untuk mengejar rekor,” tegasnya. “Tapi lebih dari itu, kami ingin menghidupkan kembali budaya membaca dan menumbuhkan kedekatan emosional antara orang tua dan anak lewat cerita. Di era digital, orang tua sibuk dengan Instagram, TikTok, Facebook, sementara anak-anak asyik dengan gamenya. Maka, kita perlu merawat kebiasaan baik yang diwariskan oleh leluhur: membacakan cerita untuk anak-anak kita.”

Sementara itu, Retno Robby Hernawan menekankan pentingnya literasi dalam ruang keluarga sebagai pondasi pembangunan karakter dan kecerdasan anak.

“Salah satu yang ingin kami tekankan adalah pentingnya literasi dalam keluarga. Dengan membaca, kita membuka wawasan dan melatih ketajaman berpikir. Dan yang terpenting, membaca bersama mempererat hubungan emosional dalam keluarga. Tidak harus ibu saja yang membacakan, bisa juga kakak atau ayahnya,” tutur Retno.

Baca Juga:  Press Relase Akhir Tahun: Polres Ngawi Catat Lonjakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Siapkan Pengamanan Tahun Baru

Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinpersip) Kota Salatiga, yang selama ini konsisten mendorong gerakan literasi di semua lini. Kepala Dinpersip, Sri Sarwanti, menyebut bahwa kegiatan ini adalah gerbang awal untuk membawa semangat literasi Salatiga ke kancah global.

“Bunda-bunda yang hadir hari ini bukan hanya membacakan untuk sekali ini. Kami berharap ini menjadi kebiasaan yang diteruskan di rumah, setiap hari jika memungkinkan,” ujarnya penuh harap.

Sri juga memberikan apresiasi tinggi kepada pihak-pihak yang turut menyukseskan acara, antara lain:

Cahaya Pustaka yang membagikan 1.500 buku bacaan anak,

Educa Studio yang menyumbang 1.000 voucher aplikasi cerita anak “Riri”,

PT Kievit Indonesia yang membagikan susu gratis,

serta dukungan dari Bank Jateng dan sejumlah mitra lainnya.

Baca Juga:  Polres Jombang Berhasil Ungkap Jaringan Penyalahgunaan BBM Bersubsidi, 3 Tersangka Diamankan

Ribuan anak tampak antusias mendengarkan dongeng yang dibacakan oleh ibu mereka, menciptakan suasana haru dan bahagia yang jarang ditemui di tengah gempuran gadget dan teknologi. Banyak ibu terlihat membacakan buku favorit anaknya, lengkap dengan intonasi ekspresif yang membuat cerita semakin hidup.

Sebagai penutup, Wali Kota Robby membuka peluang pelaksanaan kegiatan serupa dengan melibatkan pihak yang lebih luas, termasuk ayah.

“Hari ini bunda, besok mungkin giliran ayahanda. Literasi adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya disambut tepuk tangan meriah para peserta.

Kegiatan ini pun menjadi lebih dari sekadar catatan sejarah. Ia adalah perayaan cinta dalam keluarga, pelestarian nilai-nilai luhur, dan sebuah langkah strategis untuk menjadikan Salatiga sebagai kota yang tidak hanya cerdas secara literasi, tapi juga hangat dalam pelukan kasih sayang keluarga.

Salatiga bukan sekadar kota literasi, tetapi kota yang membaca dengan hati. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!