Dari Keringat di Negeri Orang ke Camilan Laris: Supardi, Mantan TKI yang Sukses dengan Keripik Singkong

Laporan: Aris

BANTUL | SUARAGLOBAL.COM – Perjalanan hidup Supardi membuktikan bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan awal dari kesuksesan baru. Mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ini kini dikenal sebagai pengusaha sukses di bidang kuliner, khususnya keripik singkong. Berkat kerja keras dan inovasinya, ia mampu meraup omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan.

Bangkit dari Kegagalan, Berani Merintis Usaha

Sepulang dari luar negeri, Supardi tidak membawa kesuksesan seperti yang diimpikannya. Justru, ia mengalami kegagalan yang membuatnya harus memulai segalanya dari nol. Namun, ia tidak menyerah. Dengan modal terbatas dan pengalaman hidup yang berharga, ia memutuskan untuk merintis usaha keripik singkong di kampung halamannya di Bantul.

Baca Juga:  Ziarah Wali, Napak Tilas Sejarah: Wabup Gresik Asluchul Alif Pimpin Perjalanan Spiritual Peringati HUT ke-51 Pemkab dan Hari Jadi Kota ke-538

\”Awalnya saya hanya memproduksi sedikit, dijual ke warung-warung terdekat. Lama-lama pelanggan mulai bertambah karena banyak yang suka dengan rasa dan kerenyahannya,\” ujar Supardi.

Musim Liburan, Omzet Melonjak Drastis

Dalam kondisi normal, Supardi mampu memproduksi sekitar 50 kilogram keripik singkong per hari. Namun, memasuki musim liburan, permintaan meningkat drastis hingga 80-90 kilogram per hari.

Baca Juga:  Parkir Liar Rp20 Ribu Viral di TikTok, Polsek Batuceper Tangani Kasus dengan Cepat

\”Musim liburan selalu membawa berkah bagi kami. Banyak wisatawan yang mencari oleh-oleh khas daerah, dan keripik singkong menjadi salah satu favorit mereka,\” jelasnya.

Peningkatan permintaan ini berdampak besar pada omzetnya. Jika biasanya ia mendapatkan sekitar Rp1,5 juta per hari, kini penghasilannya bisa mencapai Rp45 juta per bulan.

Baca Juga:  HBP ke-61, Kanwil Ditjenpas NTT Paparkan Akselerasi Program dan Bangun Sinergi Strategis dengan Pemda

Strategi Jitu: Inovasi Rasa dan Pemasaran Digital

Kesuksesan Supardi tidak hanya berasal dari ketekunan, tetapi juga inovasi. Ia tidak ingin produknya monoton, sehingga menciptakan berbagai varian rasa, seperti pedas manis, balado, keju, hingga barbeque, yang semakin menarik minat pelanggan.

Selain itu, ia juga memanfaatkan pemasaran digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan bantuan media sosial dan marketplace, keripiknya kini dikirim ke berbagai kota, bahkan beberapa pelanggan dari luar pulau juga mulai berminat.

Baca Juga:  Ngopeni, Nglakoni Jawa Tengah”: Retret Kepemimpinan Manunggal Jadi Wadah Sinergi Pemimpin Daerah, Nina Agustin Ikut Ambil Peran

\”Dulu saya hanya jualan di pasar tradisional. Sekarang, saya bisa menjual produk ke berbagai daerah berkat pemasaran online,\” katanya.

Merintis Masa Depan Lebih Cerah

Keberhasilan Supardi dalam membangun bisnis keripik singkong menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama para mantan TKI yang ingin merintis usaha di tanah air. Ia membuktikan bahwa dengan kerja keras, inovasi, dan strategi yang tepat, kegagalan di masa lalu bisa berubah menjadi kesuksesan besar.

Baca Juga:  Pemkab Sidoarjo Pacu Penanganan Banjir Waru-Tanggulangin: Sinergi Solusi Jangka Panjang dan Edukasi Warga

Ke depannya, Supardi berencana untuk memperluas usahanya dengan membuka cabang di beberapa kota serta meningkatkan kapasitas produksi. \”Saya ingin produk ini tidak hanya dikenal di Bantul, tapi juga di seluruh Indonesia,\” tutupnya penuh semangat. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!