Debit Naik, Warga Siaga: Luapan Sungai Lamong Rendam 9 Desa di Benjeng Gresik
Laporan: Ninis Indrawati
GRESIK | SUARAGLOBAL.COM – Hujan deras yang mengguyur kawasan hulu Sungai Lamong sejak Senin malam (9/6/25) memicu peningkatan debit air secara signifikan hingga menyebabkan luapan sungai di sejumlah wilayah di Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik. Genangan mulai terpantau sejak pukul 06.00 WIB pada Selasa pagi, merendam sembilan desa yang berada dalam wilayah kerja Koramil 0817/10 Benjeng.
Laporan awal yang disampaikan oleh Serka Maudi Yono menyebutkan bahwa intensitas hujan tinggi di daerah hulu menyebabkan air meluap dan merendam kawasan permukiman, jalan, dan lahan pertanian. Meskipun belum menimbulkan korban jiwa, genangan air telah mempengaruhi aktivitas warga dan infrastruktur desa.
Wilayah Terdampak dan Tingkat Genangan:
Desa Lundo:
Genangan setinggi 5–10 cm berdampak pada 7 KK dan 5 rumah. Sekitar 55 hektar lahan pertanian tergenang, begitu pula jalan desa sepanjang 300 meter dan lingkungan 500 meter. Debit air mulai mengalami penurunan.
Desa Sedapur Klagen:
Terdata 15 KK dan 10 rumah terdampak. Air setinggi 10–30 cm menggenangi jalan desa 600 meter dan lingkungan 900 meter. Sawah seluas 55 hektar turut terendam. Debit air juga menunjukkan tren penurunan.
Desa Deliksumber:
Sebanyak 20 KK dan 15 rumah terdampak genangan hingga 30 cm. Luapan air memengaruhi 60 hektar sawah dan jalan sepanjang 800 meter di dalam desa serta 900 meter di lingkungan sekitar. Debit air mulai menurun perlahan.
Desa Kedung Rukem:
Dampak cukup signifikan dialami desa ini, dengan 35 KK dan 25 rumah terdampak. Jalan provinsi sepanjang 400 meter tergenang dengan ketinggian air 5–30 cm. Jalan lingkungan sepanjang 1,5 km dan sawah 45 hektar juga ikut terdampak. Debit air masih cenderung meningkat. Rencana pembukaan dapur umum telah disiapkan di Balai Desa setempat jika situasi memburuk.
Desa Munggugianti:
Air setinggi 5–40 cm menggenangi wilayah ini dan berdampak pada 25 KK dan 20 rumah. Jalan provinsi sepanjang 300 meter dan 35 hektar sawah juga terendam. Debit air tercatat masih mengalami peningkatan.
Desa Bulurejo:
Genangan hingga 30 cm memengaruhi 12 KK dan 8 rumah. Jalan nasional sepanjang 400 meter turut tergenang. Lahan pertanian seluas 20 hektar terdampak. Debit air di desa ini juga mengalami peningkatan.
Desa Klampok:
Luapan Sungai Lamong mengakibatkan genangan setinggi 40 cm, berdampak pada 20 KK dan 15 rumah, serta sawah 25 hektar. Jalan desa dan lingkungan sepanjang 700 meter turut tergenang. Debit air terus meningkat.
Desa Sirnoboyo:
Terdampak 25 KK dan 20 rumah. Luapan air juga memengaruhi 35 hektar sawah dan jalan sepanjang 500 meter. Debit air belum menunjukkan tanda-tanda surut.
Desa Dermo:
Genangan air setinggi 20 cm berdampak pada 20 KK dan 15 rumah, serta memengaruhi akses jalan desa dan lingkungan sekitar. Debit air masih naik.
Kondisi Umum dan Langkah Antisipatif:
Tren Debit Air: Dari sembilan desa terdampak, hanya tiga desa — Lundo, Sedapur Klagen, dan Deliksumber — yang menunjukkan penurunan debit air. Sementara enam desa lainnya mengalami peningkatan ketinggian air, mengindikasikan potensi ancaman banjir yang masih berlanjut.
Dapur Umum Siaga: Pemerintah desa Kedung Rukem bekerja sama dengan unsur TNI telah bersiap membuka dapur umum di balai desa sebagai langkah antisipatif apabila kondisi memburuk dalam beberapa hari ke depan.
Akses Jalan Terhambat: Total 1,1 kilometer ruas jalan provinsi dan nasional di Desa Kedung Rukem, Munggugianti, dan Bulurejo tergenang air. Pengalihan arus lalu lintas ke jalur alternatif sudah diterapkan untuk menjaga kelancaran mobilitas warga.
Aktivitas Warga: Kegiatan masyarakat secara umum masih berlangsung normal. Namun, pemerintah setempat menghimbau agar warga tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama di desa-desa dengan debit air yang masih meningkat.
Penanganan dan Koordinasi Lanjutan:
Unsur Koramil, BPBD, perangkat desa, serta relawan lokal terus melakukan pemantauan dan pendataan di lapangan. Koordinasi lintas instansi disiapkan untuk percepatan respon jika kondisi berubah menjadi krisis.
Serka Maudi Yono menyampaikan bahwa laporan ini bersifat awal dan akan diperbarui seiring perkembangan di lapangan. Pihaknya menegaskan semua unsur tetap siaga penuh untuk menjaga keselamatan warga serta meminimalisasi dampak lanjutan dari luapan Sungai Lamong. (*)
Tinggalkan Balasan