Menjelang Bulan Suci Ramdhan 1439 H/2018 M, Harga Sembako Masih Stabil di Pasar Projo Ambarawa
- account_circle Redaksi SG
- calendar_month Sel, 15 Mei 2018
- comment 0 komentar
![]() |
Sariyanto Kepala UPTD Pasar Projo saat ditemui di ruang kerjanya menjelaskan kondisi harga sembako menjelang bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri 1439 H/2018 M
|
Ungaran, beritaglobal.net – Menjelang bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1439 H, beberapa bahan pokok menunjukkan kenaikan harga, seperti pantauan beritaglobal.net di Pasar Projo, Ambarawa, Senin (14/05/2018).
Kepala UPT Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang, Pasar Projo Ambarawa Sariyanto, mengatakan kepada beritaglobal.net di ruang kerjanya, bahwa secara umum belum ada kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako) menjelang bulan suci Ramadhan 1439 H, namun dirinya menyebut ada barang – barang tertentu yang telah mengalami kenaikan harga.
“Sampai saat ini secara umum belum ada kenaikan, namun memang ada beberapa item bahan pokok yang naik harganya, seperti ayam broiler, ayam ras, cabe kriting, cabe merah, kedelai eks impor dan kol,” ungkap Sariyanto.
Saat menunjukkan daftar sembako beserta pantauan harga rutin yang dilakukan di Pasar Projo Kamis (10/05/2018) lalu, harga daging ayam broiler alami kenaikan sebesar tiga ribu rupiah per kilogram dari pantauan sebelumnya sebesar tiga puluh tiga ribu rupiah per kilogram, sementara itu kenaikan paling tinggi adalah pada harga cabe yang alami kenaikan mencapai lima ribu rupiah per kilogram dari harga pantauan Kamis (03/05/2018) lalu. Kedelai eks impor alami kenaikan sebesar tiga ratus rupiah per kilogram dari harga sebelumnya, tujuh ribu tujuh ratus rupiah per kilogram. Khusus sayur mayur hanya Kol, yang alami kenaikan sebesar seribu rupiah per kilogram dari harga sebelumnya sebesar empat ribu rupiah per kilogram. Daging sapi masih terpantau stabil di kisaran harga seratus dua puluh ribu per kilogram untuk kualitas no. 1.
“Ini mas, beberapa item sembako yang alami kenaikan, diantarnya harga daging ayam broiler alami kenaikan sebesar tiga ribu rupiah per kilogram dari pantauan sebelumnya sebesar tiga puluh tiga ribu rupiah per kilogram, sementara itu kenaikan paling tinggi adalah pada harga cabe yang alami kenaikan mencapai lima ribu rupiah per kilogram dari harga, saat kami pantau, Kamis (03/05/2018) lalu. Kedelai eks impor alami kenaikan sebesar tiga ratus rupiah per kilogram dari harga sebelumnya, tujuh ribu tujuh ratus rupiah per kilogram. Khusus sayur mayur hanya Kol, yang alami kenaikan sebesar seribu rupiah per kilogram dari harga sebelumnya sebesar empat ribu rupiah per kilogram. Daging sapi masih terpantau stabil di kisaran harga seratus dua puluh ribu per kilogram untuk kualitas no. 1,” imbuh Sariyanto.
Sementara itu dari hasil pantauan langsung kepada pedagang daging ayam potong di Pasar Projo, diakui seorang pedagang Kah Atfrikah (50), harga daging ayam broiler sudah mengalami kenaikan semenjak seminggu terakhir. Namun dirinya menjelaskan bahwa fluktuasi harga daging ayam broiler, dipengaruhi oleh masa panen peternak ayam broiler. Bila memasuki masa panen raya di peternak ayam, harga akan turun namun bila tidak dalam masa panen, harga daging ayam broiler akan alami kenaikan.
“Harga daging ayam broiler sudah naik sejak minggu lalu, Mas. Tapi naik turunnya harga dipengaruhi oleh masa panen dari para peternak ayam broiler. Bila pas panen raya dan bersamaan diantara beberapa peternak, harga ayam broiler bisa turun, seperti halnya harga sayuran,” ujar Kah Atfrikah kepada beritaglobal.net, Kamis (14/05/2018).
Senada dengan Kah Atfrikah, seorang pedagang sembako lainnya, Mahfud (35), mengatakan bahwa permintaan tepung terigu dan gula pasir telah mengalami kenaikan, begitu juga harga tepung terigu yang mengalami kenaikan sedikit demi sedikit. Mahfud juga menjelaskan bahwa sampai saat ini pasokan tepung terigu dan gula pasir masih stabil.
Lain halnya harga sembilan bahan pokok (sembako), penjualan busana di Pasar Projo terpantau alami peningkatan pembeli, seperti diungkap oleh Yuli (57), seorang pedagang busana anak dan dewasa. Menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2018M/1439H, telah ada peningkatan penjualan namun diakui oleh Yuli, bahwa omset tahun ini menurun dibandingkan omset tahun lalu. Yuli mengakui bahwa trend penjualan via transaksi online turut berpengaruh pada penurunan omset para pedagang busana di pasar tradisional.
“Menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2018M/1439H, telah ada peningkatan penjualan, namun omset tahun ini menurun, mas…bila dibandingkan omset tahun lalu. Saya rasakan penjualan dengan transaksi online turut berpengaruh pada penurunan omset para pedagang busana di pasar tradisional,” ungkap Yuli.
Dari hasil pantauan beritaglobal.net di Pasar Projo Ambarawa, pedagang berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dapat membantu membangkitkan minat masyarakat untuk kembali belanja di pasar tradisional, agar penghasilan mereka kembali naik dan dilakukan perbaikan beberapa infrastruktur bangunan yang kurang memadahi seperti adanya bangunan yang bocor di area los penjualan pakaian di Pasar Projo Ambarawa. (Agus S)
- Penulis: Redaksi SG
Saat ini belum ada komentar