Simfoni Doa di Kota Toleransi: Polres Salatiga Gelar Doa Lintas Agama Sambut Hari Bhayangkara ke-79
Laporan: Wahyu Widodo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79 Tahun 2025, Polres Salatiga menyelenggarakan kegiatan Doa Lintas Agama yang sarat makna dan nilai kebangsaan. Bertempat di Pendopo Sasana Widya Qasana Polres Salatiga, kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (26/06/2025) dengan suasana yang penuh khidmat, menggambarkan kuatnya semangat toleransi dan harmoni di kota yang dikenal sebagai “Indonesia Mini” dan “Kota Paling Toleran di Indonesia.”
Kegiatan ini diikuti oleh para tokoh dari enam agama yang diakui di Indonesia — Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Khonghucu — yang secara bergiliran memimpin doa untuk keamanan bangsa serta keteguhan hati Polri dalam menjalankan tugas pengabdian kepada negara dan rakyat.
Ketua MUI Kota Salatiga, KH. Dr. Agus Ahmad Suaidi, Lc., MA, memimpin doa secara Islam. Dalam doanya, beliau memohon agar para anggota Polri senantiasa diberi kekuatan dan keikhlasan dalam menjaga keamanan dan ketertiban, sekaligus menyerukan pentingnya mempererat ukhuwah kebangsaan sebagai fondasi kokoh bangsa Indonesia.
Dari umat Buddha, doa dipanjatkan oleh Pandita Sarono dari WALUBI. Ia berharap agar Polri menjadi pengayom masyarakat dengan penuh kasih sayang, kebijaksanaan, dan keadilan, serta agar masyarakat Indonesia dapat hidup dalam suasana damai dan saling menghargai satu sama lain.
Perwakilan umat Kristen dari GKJ Salatiga, Pdt. Stefanus Yossy Nugraha, M.Si, mengungkapkan rasa syukur atas pengabdian Polri yang terus bekerja tanpa lelah demi menjaga stabilitas bangsa. Ia mendoakan agar setiap anggota kepolisian tetap teguh dalam iman, jujur dalam tindakan, serta rendah hati dalam menjalankan tugas.
Sementara dari agama Khonghucu, Bapak Hendra dari Klenteng HOK Tek Bio memanjatkan doa yang menekankan pentingnya kebajikan dan keteladanan dalam setiap tindakan Polri. Ia menilai bahwa kehadiran aparat negara yang tulus dan adil sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang harmonis.
Dari umat Hindu, doa disampaikan oleh Pinandita Mangku Acarya Nyoman Suasma. Ia memohon agar Polri senantiasa berada dalam jalur dharma dan mampu menjaga keseimbangan antara tugas duniawi dengan spiritualitas, demi terwujudnya keutuhan NKRI yang damai dan tenteram.
Tak ketinggalan, dari agama Katolik, Romo Markus Walidi, M.SF turut mendoakan agar seluruh jajaran Polri dapat menjadi pribadi yang penuh integritas, adil, dan tulus dalam melayani sesama, tanpa membedakan latar belakang siapa pun.
Kapolres Salatiga, AKBP Veronica, S.H., S.I.K., M.Si, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum yang sangat penting untuk menunjukkan komitmen Polres Salatiga dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh tokoh agama atas partisipasi dan dukungannya.
“Melalui doa lintas agama ini, kita ingin menegaskan bahwa Polri hadir untuk seluruh masyarakat, tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras, dan budaya. Semangat kebersamaan dan toleransi adalah fondasi kuat dalam mewujudkan keamanan dan kedamaian di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegas AKBP Veronica.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan doa bersama secara kolektif, yang menjadi simbol kekuatan spiritual bersama seluruh elemen lintas iman untuk bangsa. Usai doa bersama, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan sesi foto bersama, mencerminkan keharmonisan serta komitmen dalam menjaga keberagaman sebagai kekayaan bangsa.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari peringatan Hari Bhayangkara, tetapi juga menjadi pesan moral kuat bahwa keamanan dan kedamaian hanya dapat diraih melalui persatuan, doa, dan saling pengertian. (*)
Tinggalkan Balasan