Jembatan Penghubung Ngawi – Sragen Putus Total, Warga Terpaksa Memutar 12 Kilometer
Laporan: Budi Santoso
NGAWI | SUARAGLOBAL.COM – Jembatan penghubung antara Desa Ketanggung, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur), dan Dusun Winong, Desa Jambean, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen (Jawa Tengah), putus total setelah diterjang banjir hebat pada Minggu malam, 15 Desember 2024. Kejadian ini menambah daftar kerusakan infrastruktur akibat cuaca ekstrem di wilayah tersebut, (16/12/24).
Hujan deras yang mengguyur sejak pukul 14.30 WIB hingga malam hari menyebabkan debit air Sungai Jambean meluap. Aliran air yang bertemu dengan Sungai Sawur membawa arus besar hingga menggerus fondasi dan sayap jembatan. Puncaknya, sekitar pukul 22.15 WIB, jembatan tersebut roboh tanpa menyisakan puing-puing bangunan.
Sumarno, seorang warga Dusun Winong yang menjadi saksi mata, mengatakan bahwa hujan deras di wilayah Gunung Lawu menjadi pemicu utama. \”Air sungai meluap deras sampai menghantam jembatan ini, mas. Aliran dari Sungai Jambean bertemu dengan Sungai Sawur, dan akhirnya jembatan ini tak kuat menahan,\” ujarnya kepada awak media.
Selain itu, curah hujan tinggi juga menyebabkan pohon-pohon di sepanjang jalan sekitar tumbang, menambah risiko bagi pengguna jalan. Warga yang hendak menuju Jawa Tengah kini harus memutar sejauh 12 kilometer melalui Desa Kenggung menuju Gondang. \”Kami berharap warga tetap berhati-hati, karena jalan alternatif juga rawan tertutup akibat tumbangnya pohon,\” tambah Sumarno.
Ambrolnya jembatan ini memicu reaksi cepat dari Pemerintah Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Sragen. Kepala Dinas PUPR Kabupaten Ngawi, Sadeli, mengonfirmasi bahwa kedua pemerintah daerah akan bekerja sama untuk menangani kerusakan ini.
\”Jembatan ini adalah satu-satunya jalur alternatif utama menuju Jawa Tengah. Kami segera melakukan perbaikan darurat pada sayap jembatan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Kami juga akan menyusun rencana perbaikan permanen dalam waktu dekat,\” kata Sadeli.
Sadeli juga menambahkan bahwa penanganan ini memerlukan koordinasi lintas wilayah, mengingat jembatan tersebut berada di perbatasan provinsi. Selain itu, masyarakat diminta untuk bersabar dan mengutamakan keselamatan selama proses perbaikan berlangsung.
Cuaca ekstrem yang melanda kawasan ini diperkirakan masih akan berlanjut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, termasuk kawasan Gunung Lawu yang menjadi hulu Sungai Jambean.
Dengan kejadian ini, pemerintah daerah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap infrastruktur yang berisiko terdampak banjir dan longsor. Upaya mitigasi juga diharapkan dapat mencegah kerugian yang lebih besar di masa mendatang.
Warga sekitar kini berharap perbaikan dapat segera dilakukan agar aktivitas kembali normal. Sementara itu, akses transportasi di kawasan ini masih terganggu hingga jembatan selesai diperbaiki. (*)
Tinggalkan Balasan