Malam Anugerah Polda Jatim: Edukasi Bahaya Judi Online Lewat Lensa Kreatif Generasi Muda
Laporan: Ninis Indrawati
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Upaya menekan laju maraknya kasus judi online di Indonesia terus digencarkan oleh Polda Jawa Timur melalui berbagai pendekatan. Salah satunya, sebuah gebrakan kreatif berbentuk Festival Film Pendek Kampanye Anti Judi Online, yang menghadirkan semangat baru dalam menyampaikan pesan edukatif kepada masyarakat.
Bertempat di Auditorium Graha Wiyata, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Senin malam (20/1/2025), acara puncak pemberian penghargaan berlangsung meriah dengan menghadirkan para sineas muda yang berpartisipasi dalam lomba tersebut.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi tetapi juga platform untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman yang ditimbulkan oleh perjudian daring.
Dalam sambutannya, Direktur Reserse Siber Polda Jatim, Kombes Pol. R. Bagoes Wibisono H. K., menegaskan bahwa langkah edukatif seperti ini merupakan bagian penting dari strategi besar dalam mencegah penyebaran praktik ilegal di ranah digital.
“Festival ini adalah bentuk pendekatan persuasif yang kami harapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peka terhadap bahaya judi online. Edukasi kreatif melalui media film pendek memberikan ruang bagi generasi muda untuk menyuarakan keresahan mereka dalam bentuk karya yang inspiratif,” ujar Kombes Bagoes.
Ia juga mengungkapkan bahwa hingga akhir tahun lalu, Polda Jatim mencatat lebih dari 600 kasus judi online, dengan 100 di antaranya sudah memasuki tahap penuntutan. Perputaran uang yang masif, mencapai 1,4 triliun rupiah dalam enam bulan terakhir, menjadi bukti kuat akan dampak serius yang ditimbulkan.
Kisah inspiratif datang dari Polres Trenggalek yang memenangkan kategori Juara Favorit lewat film pendek yang mengangkat tema keretakan keluarga akibat judi online.
AKP Zainul Abidin, yang hadir sebagai perwakilan, menuturkan bahwa film tersebut didasarkan pada kasus-kasus perceraian yang kerap diproses di pengadilan agama, di mana judi online menjadi salah satu pemicunya.
“Kami ingin menyampaikan pesan bahwa perjudian online tidak hanya menghancurkan finansial, tetapi juga merusak harmoni keluarga. Ini adalah refleksi dari realitas yang banyak terjadi di masyarakat,” jelas AKP Zainul.
Penjurian dilakukan secara profesional oleh panel yang terdiri dari tokoh-tokoh berpengalaman, termasuk wartawan senior Totok Sumarno, jurnalis Selvy Wang dari JTV, dan Yogi Raka Siwi dari YPTA Surabaya. Proses seleksi berlangsung ketat, mempertimbangkan aspek kreativitas, pesan moral, serta dampak emosional yang dihadirkan setiap karya.
Kombes Bagoes menyampaikan harapannya agar festival seperti ini menjadi agenda rutin dengan tema yang lebih luas. Pendekatan kreatif semacam ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan bebas dari kejahatan siber.
“Mari bersama-sama kita ciptakan kesadaran kolektif untuk melawan kejahatan digital. Kami juga mendorong setiap individu berani melapor jika menemukan aktivitas mencurigakan di sekitar mereka,” pungkasnya.
Dengan berbagai karya yang memukau dan penuh pesan moral, Festival Film Pendek Polda Jatim menjadi bukti bahwa kolaborasi antara kreativitas, edukasi, dan penegakan hukum dapat membawa dampak signifikan dalam menyampaikan kampanye sosial yang efektif dan menginspirasi perubahan positif. (*)
Tinggalkan Balasan