Surabaya Perketat Benteng Kesehatan: Vaksinasi dan Skrining Jadi Senjata Cegah Pneumonia
Laporan: Iswahyudi Artya
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya semakin gencar memperkuat pertahanan kesehatan masyarakat dengan memperluas akses vaksinasi dan skrining kesehatan guna mencegah pneumonia. Langkah ini diambil untuk melindungi kelompok rentan, terutama balita, dari ancaman infeksi pernapasan yang masih menjadi perhatian utama.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menegaskan bahwa skrining kesehatan telah menjadi bagian dari strategi deteksi dini penyakit menular yang diterapkan di seluruh puskesmas. “Sejak tahun 2024, kami mengintegrasikan skrining dengan program pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Dengan pendekatan ini, kami dapat mendeteksi gangguan kesehatan lebih cepat sehingga intervensi medis bisa dilakukan tepat waktu,” ujar Nanik pada Kamis (13/02/25).
Selain skrining, Pemkot Surabaya juga memperluas cakupan vaksinasi bagi anak-anak dan kelompok rentan guna meningkatkan imunitas terhadap infeksi pernapasan. “Kami mengimbau para orang tua untuk memastikan anak-anaknya mendapatkan imunisasi lengkap, termasuk vaksin pneumonia. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga sangat dianjurkan untuk memperkuat daya tahan tubuh mereka,” tambahnya.
Sebagai langkah edukatif, Dinkes Surabaya aktif mengadakan sosialisasi di Posyandu terkait pentingnya deteksi dini pneumonia. Selain itu, masyarakat juga diedukasi mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta bahaya polusi udara bagi kesehatan pernapasan.
Upaya pencegahan lainnya melibatkan pengawasan ketat di pintu masuk Kota Surabaya, seperti bandara dan pelabuhan. Dinkes Surabaya bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Balai Besar Karantina Kesehatan (BBKK) untuk memantau pelaku perjalanan internasional, guna mengidentifikasi potensi penyebaran penyakit menular, termasuk pneumonia.
Menurut data layanan kesehatan di Kota Surabaya, angka kasus pneumonia menunjukkan tren penurunan sebesar 7,6% dalam tiga tahun terakhir. Meski demikian, Nanik mengingatkan bahwa faktor lingkungan, seperti polusi udara, serta kebiasaan hidup masyarakat masih berkontribusi terhadap penyebaran penyakit ini.
“Langkah pencegahan terbaik adalah menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan gaya hidup sehat, dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti batuk berkepanjangan, sesak napas, dan demam tinggi,” tutupnya.
Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan Surabaya semakin tangguh dalam menghadapi tantangan kesehatan dan mampu menekan angka kasus pneumonia secara signifikan. (*)
Tinggalkan Balasan